tag:blogger.com,1999:blog-63854649652289123232024-03-05T20:43:02.324-08:00LeadershipReferensi lengkap seputar studi KepemimpinanUnknownnoreply@blogger.comBlogger21125tag:blogger.com,1999:blog-6385464965228912323.post-20592684229516637382009-04-11T07:50:00.000-07:002009-04-11T07:52:55.444-07:00Suksesi Kepemimpinan dalam LDK SekolahOleh : DRS. ANTON SUNARTO MPd.<br /><br />Bagi suatu organisasi (apapun jenisnya), kaderisasi merupakan hal biasa dilakukan. Entah itu untuk tujuan regenerasi/menjaring dalam rangka suksesi kepemimpinan, atau untuk pembekalan /pemantapan para pengurus organisasi.<br />Dalam rangka regenerasi kepengurusan OSIS sebagai organisasi intra sekolah, maka sekolah melihat pentingnya kegiatan LDK untuk tetap diselenggaran. Sekolah menfasilitasi kegiatan ini (meskipun dengan biaya mahal). Untuk itu diharap banyak kader pengurus OSIS memiliki bekal kepemimpinan organisasi melalui kegiatan LDK saat ini. Sehingga OSIS dapat berperan serta secara maksimal membantu sekolah dalam mewujudkan upaya lingkungan sekolah menjadi lingkungan pendidikan dan penggemblengan diri yang kondusif, nyaman, aman, damai serta menyenangkan. Untuk itu diharap semua yang terlibat dalam LDK ini (entah: sebagai panitia atau peserta) bersedia dengan sungguh-sungguh mengikuti kegiatan kepelatihan ini, agar kegiatan yang dengan biaya besar ini dapat memberi manfaat yang besar bagi para calon pengurus dan calon pemimpin OSIS.<br /><br />I<br />A. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN<br /><br />Apa itu Pemimpin (kepemimpinan)? Tidak ada definisi secara tepat untuk pengertian pemimpin-kepemimpinan. Boleh dikatakan, definisi kepemimpinan sebanyak orang yang mendefinisikan. Karena setiap orang, berdasar pada pemahaman dan harapannya tentang kepemimpinan dapat mendefinisikan pengertian kepemimpinan itu sendiri.<br />Robert Schuller melihat kepemimpinan sebagai kekuatan untuk menseleksi mimpi-mimpi, sesudah itu menetapkan tujuan-tujuan. Kepemimpinan adalah suatu kekuatan yang menggerakkan perjuangan atau kegiatan Anda menuju sukses.<br />Sedang Cattell merumuskan pemimpin adalah “orang yang menciptakan perubahan yang paling efektif dalam kinerja kelompoknya”. Dengan memakai definisi sederhana, Modern Dictionary of Sociology mengartikan pemimpin sebagai “seseorang yang menempati peranan sentral atau posisi dominant dan pengaruh suatu kelompok”. Jadi dapat dikatakan inti dari pengertian pemimpin adalah peranan kunci, dominasi, serta pengaruh. Sementara kepemimpinan bagi Stogdill, didefinisikan sebagai “proses mempengaruhi kegiatan kelompok dalam perumusan dan mencapai tujuan”.<br />Glenn (1992) yang juga telah mengumpulkan lebih dari 350 definisi tentang kepemimpinan, tetap merasa tidak puas. Sungguhpun begitu, ia tetap kembali menawarkan hasil pengamatan yang ia anggap patut untuk diperhitungkan. Yaitu: kepemimpianan sesungguhnyan bersumber dari keunggulan manusia, tetapi tidak ada resep atau formula untuk menjalankannya.<br />Sedang kepemimpinan yang efektif menurut Siagian (1982) adalah kepemimpinan yang mampu menumbuhkan, memelihara, dan mengembangkan usaha dan iklim yang kooperatif dalam kehidupan organisasional, dan yang tercermin dalam kecekatannya mengambil keputusan. Artinya, pemimpin harus mampu menerobos lack of urgency dan lack of momentum.<br /><br />B. PENDEKATAN KEPEMIMPINAN<br /><br />Dalam studi kepemimpinan pada umumnya yang saya ketahui, dikenal ada 4 (empat) macam pendekatan kepemimpinan. Yaitu: 1. Pendekatan sifat; 2. Gaya kepemimpinan; 3. Situasional kepemimpinan; dan 4. Fungsional kepemimpinan.<br /><span class="fullpost"> <br />1. Pendekatan Sifat Kepemimpinan:<br />Pendekatan pertama ini, disebut teri sifat. Dibicarakan mengenai sifat-sifat yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin. Yaitu yang membedakan dengan yang bukan pemimpin. Para ahli ilmu kepemimpinan telah mengidentifikasikan 5 sifat negative yang mencegah orang menjadi pemimpin :<br />a. tidak banyak mengetahui.<br />b. Terlalu kaku.<br />c. Tidak berperan serta.<br />d. Otoriter.<br />e. Suka menyerang dengan kata-kata.<br /><br />2. Pendekatan Gaya Kepemimpinan:<br />Penelitian-penelitian yang bersumber pada pandangan gaya kepemimpinan umumnya memusatkan perhatian mereka pada perbandingan antara gaya dekokratik dan gaya otokratik. Gatto (1992) mengkategorikan gaya kepemimpinan ke dalam 4 macam: Direktif, konsultatif, partisipatif, dan gaya delegasi.<br />Karakteristik dari setiap gaya tersebut dapat diuraikan secara singkat sebagai berikut:<br />a. Gayan direktif: Pemimpin yang direktif pada umumnya membuat keputusa-keputusan penting dan banyak terlibat dalam pelaksanaannya. Semua kegiatan terpusat pada pemimimpin. Dan sedikit sekali kebebasan bagi bawahan untuk berkreasi. Pada dasarnya gaya direktif adalah gaya otoriter.<br />b. Gaya konsultatif: gaya ini dibangun di atas gaya direktif. Kurang otoriter dan banyak melakukan interaksi dengan para staf dan anggota organisasi/ bawahan. Fungsi pemimpin lebih bayak berkonsultasi, memberikan bimbingan, motivasi, memberi nasehat dalam rangka mencapai tujuan.<br />c. Gaya partisipatif: gaya ini bertolak dari gaya konsultatif yg bisa berkembang kea rah saling percaya antara bawahan dengan pemimpin. Pemimpin cenderung memberi kepercayaan pada kemampuan staf untuk menyelesaikan pekerjaan mereka sebagai tanggungjawab mereka.<br />d. Gaya delegasi: disebut juga gaya Free-rein. Yaitu gaya yang mendorong kemampuan staf untuk ambil inisiatif.Kurang interaksi dan control yang dilakukan oleh pemimpin, sehingga gaya ini hanya bisa berjalan apabila staf memperlihatkan tingkst kompetensi dan tanggungjawab yang tinggi.<br /><br />3. Pendekatan Situasional Kepemimpinan:<br />Dalam pendekatan situasional dapat dikatakan bahwa factor determinan yang dapat membuat efektif suatu gaya kepemimpinan tergantung pada situasi dimana pemimpin itu berada pada kepribadian pemimpin sendiri. Fieldler (1967, 1974) mengajukan teori Kontingen, menyampaikan situasi kepemimpinan digolongkan dalam 3 dimensi : 1. hubungan pemimpin-anggota, yaitu pemimpin akan mempunyai lebih banyak kekuasaaan dan pengaruh, apabila ia dapat menjalin hubungan yang baik dengan anggota-anggota; 2. struktur tugas: penugasan terstruktur baik, jelas, eksplisit, terprogram, akan memungkinkan pemimpin lebih berpengaruh daripada penugasan itu kabur, tidak jelas, dan tidak terstruktur. 3. Posisi kekuasaan: pemimpin akan mempunyai kekuasaan dan pengaruh lebih banyak apabila posisinya atau kedudukannya memperkenankan ia memberi ganjaran, hukuman, mengangkat dan memecat daripada ia tidak memeliki kedudukan seperti itu.<br /><br />C. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GAYA DAN EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN.<br /><br />Hasil studi Tannenbaum dan Schmidt sebagaimana dikutip Kadarman , et.al (1996) menunjukkan bahwa gaya dan efektivitas gaya kepemimpinan dipengaruhi oleh:<br />1) Diri Pemimpin. Kepribadian, pengalaman masa lampau, latar belakang, dan harapan pemimpin sangat mempengaruhi efektivitas kepemimpinan di samping gaya kepemimpinan yang dipilih.<br />2) Ciri Atasan. Gaya kepemimpinan atasan (dalam sebuah organisasi) sangat mempengaruhi orientasi pemimpin (organisasi) tersebut).<br />3) Ciri Bawahan. Respon yang diberikan oleh bawahan akan menentukan efektivitas kepemimpinan. Latar belakang pendidikan bawahan sangat menentukan pula cara pimpinan menentukan gaya kepemimpinan.<br />4) Persyaratan Tugas. Tuntutan tanggungjawab pekerjaan bawahan akan mempengaruhi gaya kepemimpinan atasan.<br />5) Perilaku dan harapan rekan. Rekan sekerja atasan/pemimpin merupakan kelompok acuan yang penting. Pendapat / masukan yang diberikan rekan-rekan sejawat pemimpin akan mempengaruhi efektivitas hasil kerja pimpinan.<br /><br />II.<br />BEKAL MINIMAL SEORANG PEMIMPIN.<br /><br />Yang sebenarnya menjadi seorang pemimipin itu tidak mudah. Kalau untuk menjadi pemimpin yang asal-asalan memang tidak dituntut syarat tertentu/minimal. Asal berani berteriak. Okelah. Apalagi di jaman reformasi ini, yang menurut saya sudah tidak ada lagi “roh” reformasinya, karena sudah kebablasan, asal berani teriak keras, dan menjadi idola, besar kemungkinan menjadi pemimpin. Persoalannya, pemimpin yang capable yang seperti apa? Apa syarat-syarat minimal yang seharusnya dipenuhi oleh seorang calon pemimpin? Berikut akan disampaikan hal tersebut. Seorang pemimpin semestinya memiliki bekal-bekal minimal sebagai berikut:<br /><br />a) Memiliki Kharisma: menjadi pemimpin itu tidak mudah. Tidak semudah yang dibayangkan orang. Ia harus siap secara intelektual dan moral. Karena ia akan menjadi figure yang diharapkan banyak orang / bawahan. Perilakunya harus menjadi teladan / patut diteladani. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai kemampuan diatas kemampuan rata-rata bawahannya. Singkatnya: seorang pemimipin harus mempunyai karisma. Karakteristik pemimpin yang punya karisma adalah: 1. Perilakunya terpuji; 2. Jujur dan dapat dipercaya, 3. Memegang komitmen; 4. Konsisten dengan ucapan; 5. Memiliki moral agama yang cukup.<br />b) Memiliki Keberanian: tidak lucu bila seorang pemimpin tidak memiliki keberanian. Minimal keberanian berbicara, mengemukakan pendapat, beradu argumentasi dan berani membela kebenaran. Secara lebih khusus keberanian itu ditunjukkan dalam komitmen: berani membela yang benar; memegang tegug pada pendirian yang benar; tidak takut gagal; berani ambil resiko; dan berani bertanggungjawab.<br />c) Memiliki kemampuan mempengaruhi orang lain: salah satu ciri bahwa seseorang memiliki jiwa kepemimpinan adalah kemampuannya mempengaruhi seseorang untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dengan kemampuannya berkomunikasi, ia dapat mempengaruhi orang lain. Bagaimana caranya untuk mempengaruhi orang lain? 1. Membuat orang lain merasa penting; 2. Membantu kesulitan orang lain; 3. Mengemukakan wawasan dengan cara pandang yang positif; 4. Tidak merendahkan orang lain; 5. Memiliki kelebihan atau keahlian.<br />d) Mampu Membuat Strategi: seorang pemimpin semestinya identik dengan seorang ahli strategi. Maju-mundurnya perusahaan, gagal/berhasilnya suatu organisasi, banyak ditentukan oleh strategi yang dirancang oleh pimpinan perusahaan/ pimpinan organisasi. Bagaimana criteria seorang pemimpin yang mampu menyusun strategi? 1. Menguasai medan; 2. memiliki wawasan luas; 3. berpikir cerdas; 4. kreatif dan inovatif; 5. mampu melihat masalah secara komprehensif; 5. mampu menyusun skala prioritas; dan 5. mampu memprediksi masa depan.<br />e) Memiliki Moral yang Tinggi: menurut saya, moralitas merupakan ukuran berkwalitas atau tidaknya hidup seseorang. Apalagi seorang pemimpin yang akan menjadi panutan. Seorang pemimpin adalah seorang panutan yang secara moral dapat dipertanggungjawabkan. Bagaimana tanda-tanda seorang pemimpin yang bermoral tinggi? Sbb: 1. tidak menyakiti orang lain; 2. menghargai siapa saja; 3. bersikap santun; 3. Tidak suka konflik; 4. Tidak gegabah / grusah-grusuh; 5. Tidak mau memiliki yang bukan haknya; 6. Perkataannya terkendali dan penuh perhitungan; 7. Perilakunya mampu dijadikan contoh.<br />f) Mampu menjadi Mediator: seorang pemimpin yang bijak mampu bertindak adil dan berpikir obyektif. Dua hal tersebut akan menunjang tugas pimpinan untuk menjadi seorang mediator. Syarat seorang mediator meliputi beberapa criteria: 1. berpikir positif; 2. setiap ada masalah selalu berada di tengah; 3. meliki kemampuan melobi; 4. mampu mendudukkan masalah secara proporsional; 5. mampu membedakan kepentingan pribadi dan kepentingan umum.<br />g) Mampu menjadi Motivator: hubungan seorang pemimpin dengan motivasi yaitu seorang pemimpin adalah / sekaligus seorang motivator. Tidak boleh tidak. Demikianlah memang seharusnya. Pimpinan adalah titik sentral dan titik awal sebuah langkah akan dimulai. Motivasi akan lahir jika pimpinan menyadari fungsinya sebagai motivator. Tanda-tanda seorang pemimpin menyadari fungsinya sebagai motivator: 1. memiliki kepedulian kepada orang lain; 2. mampu menjadi pendengar yang baik; 3. mengajak kepada kebaikan; 4. mampu meyakinkan oranglain; 5. berusaha mengerti keinginan orang lain.<br />h) Memiliki Rasa Humor: akan lebih mudah seorang pemimpin melaksanakan tugas kepemimpinannya – jika didukang sifat humoris pimpinan; memiliki humor yang tinggi. Kata orang humor lebih penting dari kenaikan gaji. Termasuk kategori pemimpin yang memiliki rasa humor adalah sebagai berikut: 1. murah senyum; 2. mampu memecahkan kebekuan suasana; 3. mampu menciptakan kalimat yang menyegarkan; 4. kaya akan cerita dan kisah-kisah lucu. 5. Mampu menempatkan humor pada situasi yang tepat.<br /><br />***<br />III<br />KESIMPULAN:<br />Satu hal yang dapat ditarik sebagai kesimpulan dari apa yang ditulis di atas adalah: kepemimpinan itu suatu usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam hubungan antar manusia untuk mempengaruhi orang lain dan diarahkan melalui proses komunikasi dengan tujuan agar orang lain mau melakukan sesuatu dalam usaha untuk mencapai apa yang diinginkan oleh orang yang mempengaruhi atau oleh mereka semua.<br /><br />Referensi materi Latihan Dasar kepemimpinan<br />untuk OSIS.<br /></span>Unknownnoreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-6385464965228912323.post-70994507091213074692009-04-11T07:37:00.000-07:002009-04-11T07:40:58.589-07:00Kepemimpinan: Tugas, Sifat, dan SyaratKepemimpinan atau leadership adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang-orang lain agar bekerjasama sesuai dengan rencana demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian kepemimpinan memegang peranan yang sangat penting dalam manajemen, bahkan dapat dinyatakan, kepemimpinan adalah inti dari managemen.<br /><br />Di dalam kenyataan, tidak semua orang yang menduduki jabatan pemimpin memiliki kemampuan untuk memimpin atau memiliki ‘kepemimpinan’, sebaliknya banyak orang yang memiliki bakat kepemimpinan tetapi tidak pernah mendapat kesempatan untuk menjadi pemimpin dalam arti yang sebenarnya.<br /><span class="fullpost"> <br />Sedang pengertian ‘kepala’ menunjukan segi formal dari jabatan pemimpin saja, maksudnya secara yuridis-formal setiap orang dapat saja diangkat mengepalai sesuatu usaha atau bagian (berdasarkan surat keputusan atau surat pengangkatan), walaupun belum tentu orang yang bersangkutan mampu menggerakan mempengaruhi dan membimbing bawahannya serta (memimpin) memiliki kemampuan melaksanakan tugas-tugas untuk mencapai tujuan.<br />1. Jenis-jenis kepemimpinan<br />Sepanjang perjalanan sejarah manusia, selalu ditemui adanya pemimpin-pemimpin dalam berbagai bidang kegiatan yang pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 4 jenis kepemimpinan:<br />1. Kepemimpinan di bidang rohaniah<br />2. Kepemimpinan di bidang politik<br />3. Kepemimpinan di bidang militer, dan<br />4. Kepemimpinan di bidang managerial<br />Adapun yang menjadi pokok masalah pembahasan dalam buku ini adalah jenis kepemimpinan yang terakhir atau kepemimpinan di bidang manajerial khususnya dalam bidang seni pertunjukan.<br /><br />Kepemimpinan Managerial adalah kepemimpinan yang kegiatannya dilakukan berdasarkan efisiensi atau berdasarkan perhitungan real antara usaha yang dijalankan dengan hasil yang diharapkan. Cara-cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut adalah dengan menjalankan fungsi-fungsi manajemen seperti yang diuraikan sebelumnya.<br />2. Teori-teori Kepemimpinan<br />Ada 2 macam pendapat atau konsepsi tentang timbulnya kemampuan seseorang untuk menggerakan orang-orang lain dalam bekerja sama untuk mencapai tujuan.<br /><br />- Teori Genetik (pembawaan sejak lahir)<br />Di masa lalu banyak orang percaya bahwa seseorang dapat menjadi pemimpin karena darah atau keturunan. Teori ini biasanya hidup di kalangan bangsawan. Lihat misalnya dalam ceritera pewayangan: Mahabarata, Ramayana, Panji, dan sejarah kerajaan-kerajaan hindu dan islam di Indonesia.<br /><br />Dalam hal ini hanyalah keturunan raja saja yang dapat menggantikan kedudukan ayah atau orang tuanya untuk memerintah sebagai seorang pimpinan. Sebaliknya jika orang tuanya bukan atau tidak pernah menjadi pemimpin, anak-anaknya dipandang tidak akan mampu menjadi pemimpin.<br />Dalam alam demokrasi sekarang ini, teori ini banyak ditentang.<br />- Teori Sosial<br />Teori sosial mengatakan bahwa kepemimpinan bukannya diperoleh berdasarkan keturunan, tetapi karena pengaruh situasi dan kondisi masyarakat. Dengan perkataan lain teori ini menyatakan bahwa semua orang dapat saja menjadi pemimpin asal memiliki bakat-bakat yang cukup dapat dikembangan melalui pendidikan, pengalaman, dan latihan tergantung pula akan ada tidaknya kesempatan serta iklim yang memungkinkannya menjadi pemimpin.<br /><br />Teori sosial ini sekarang lebih banyak dipakai karena lebih sesuai dengan alam demokrasi dan tuntutan hak-hak asasi manusia. <br />3. Jalan Menjadi Pemimpin<br />Ada beberapa jalan bagi seseorang untuk menjadi pemimpin, diantaranya adalah:<br />- Dengan jalan membentuk diri sendiri<br />Orang-orang yang memiliki kemampuan mencipta atau orang-orang yang kreatif dan memiliki prakarsa (inisiatif) yang tinggi dapat memupuk dan mengembangkan kemampuannya sehingga akhirnya akan dapat menciptakan suatu usaha yang dipimpinnya sendiri secara baik.<br />- Melalui pemilihan orang banyak<br />Biasanya hal ini terjadi di dalam organisasi-organisasi politik, serikat sekerja, organisasi kesenian, olahraga, dan sebagainya. Lazimnya pemimpin yang dipilih orang banyak ini bertugas dalam jangka waktu yang terbatas: dua tahun, tiga tahun, dan seterusnya.<br />- Melalui penunjukan<br />Pada kantor-kantor pemerintah dan banyak kantor swasta, seseorang dapat menjadi pemimpin karena ditunjuk oleh orang lain yang lebih tinggi kedudukannya dalam instansi yang bersangkutan.<br />- Melalui kombinasi pemilihan dan penunjukan<br />Dalam hal ini dua macam cara yang dapat ditempuh:<br />1. Dari atasan ditunjuk beberapa calon pemimpin, dan kemudian para anggota memilih salah seorang dari calon-calon tersebut.<br />2. Para anggota memilih beberapa calon pemimpin, dan kemudian atasan memilih salah satu diantaranya.<br />4. Tipe dan Aspek Kepemimpinan<br />Tipe-tipe kepemimpinan<br />Berdasarkan sikap-sikap pemimpin dan dari cara mereka menjalankan kepemimpinan, dikenal adanya beberapa tipe kepemimpinan:<br />-Kepemimpinan Pribadi<br />Tipe kepemimpinan di mana pemimpin secara langsung mengadakan kontak dengan bawahan. Sehingga hasil kerja langsung diketahui oleh pimpinan tingkat atas yang juga menginginkan mengetahui segala hal sampai detail. Dalam hal ini mudah timbul kepemimpinan yang sentralistis yang kurang memperhatikan hirarki atau pendelegasian wewenang dan tanggung jawab. Akibatnya jika ada pekerjaan yang gagal, banyak pihak tidak mau ikut bertanggung jawab.<br />-Kepemimpinan Non-Pribadi<br />Tipe kepemimpinan di mana pimpinan tidak mengadakan kontak langsung dengan bawahan, melainkan melalui saluran jenjang hirarki yang sudah ada. Dengan demikian masing-masing bagian lebih merasa bertanggung jawab. Kelemahannya ada kemungkinan pekerjaan dan keputusan berjalan lambat, karena segala sesuatu harus diputuskan melalui tingkatan-tingkatan hirarki yang panjang.<br />-Kepemimpinan Otoriter<br />Tipe kepemimpinan di mana pemimpin menganggap bahwa kepemimpinan adalah hak pribadinya sehingga ia tidak perlu berkonsultasi dengan orang lain dan tidak boleh ada orang lain yang turut campur. Kepemimpinan semacam ini sering dianggap berbahaya dan banyak mengandung resiko.<br />-Kepemimpinan Demokratis<br />Tipe kepemimpinan di mana pemimpin selalu bersedia menerima dan menghargai saran-saran, pendapat, dan nasehat dari staf dan bawahan, melalui forum musyawarah untuk mencapai kata sepakat<br />-Kepemimpinan Kebapakan<br />Tipe kepemimpinan di mana pemimpin bertindak sebagai ayah kepada anak-anaknya: mendidik, mengasuh, mengajar, membimbing, dan menasehati. Pada dasarnya kepemimpinan semacam ini baik, tetapi kelemahannya tidak memberikan kesempatan kepada bawahan untuk tumbuh menjadi dewasa dan lebih bertanggung jawab.<br />-Kepemimpinan Karismatis<br />Tipe kepemimpinan di mana pemimpin memiliki daya tarik yang amat kuat. Seolah-olah dalam diri pemimpin tersebut terdapat kekuatan yang luar biasa, sehingga dalam waktu singkat dapat menggerakkan banyak pengikut. Termasuk pemimpin semacam ini misalnya: Gandhi, J.F.Kennedy dan Khomeini. Kepemimpinan tipe ini adalah baik selama pemimpin berpegang teguh kepada moral yang tinggi dan hukum-hukum yang berlaku. <br />Aspek-aspek kepemimpinan<br />Pada umumnya dikenal 2 aspek kepemimpinan, yaitu aspek internal dan aspek eksternal yang sekaligus harus dimiliki oleh seorang pemimpin.<br />- Aspek internal, adalah pandangan seorang pemimpin ke arah masalah masalah ketata-lembagaan yang meliputi: keadaan, gerak tuntutan, dan tujuan organisasi yang dipimpinnya.<br />Dalam aspek ini harus diperhatikan bahwa :<br />1. Pandangan pemimpin terhadap organisasi harus menyeluruh.<br />2. Pengambilan keputusan harus dilakukan dengan cepat, tepat, dan tegas.<br />3. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab kepada bawahan dilaksanakan dengan baik.<br />4. Hubungann dengan bawahan harus terbina baik sehingga mudah mendapatkan dukungan dan menggerakan mereka.<br />- Aspek eksternal atau aspek politik, adalah pandangan seorang pemimpin yang diarahkan ke luar organisasi untuk melihat perkembangan situasi masyarakat<br />1. Tugas dan Sifat Kepemimpinan.<br />2. Tugas-tugas kepemimpinan<br />Tugas pokok seorang pemimpin sebenarnya telah jelas yaitu melaksanakan fungsi-fungsi managemen seperti yang telah disebutkan sebelumnya yang terdiri dari: merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan, dan mengawasi.<br /><br />Terlaksananya tugas-tugas tersebut tidak dapat dicapai hanya oleh pimpinan seorang diri, tetapi dengan menggerakan orang-orang yang dipimpinnya. Agar orang-orang yang dipimpin mau bekerja secara efektif seorang pemimpin di samping harus memiliki inisiatif dan kreatif harus selalu memperhatikan hubungan manusiawi. Secara lebih terperinci tugas-tugas seorang pemimpin meliputi: pengambilan keputusan menetapkan sasaran dan menyusun kebijaksanaan, mengorganisasikan dan menempatkan pekerja, mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan baik secara vertikal (antara bawahan dan atasan) maupun secara horisontal (antar bagian atau unit), serta memimpin dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan.<br />5. Sifat-sifat atau syarat-syarat kepemimpinan<br />Karena seorang pemimpin bertugas menggerakan orang-orang yang dipimpinnya, maka sudah barang tentu ia harus memiliki sifat-sifat yang lebih dari orang-orang yang dipimpinnya. Banyaknya sifat-sifat ideal yang dituntut bagi seorang pemimpin berbeda-beda menurut bidang kegiatan, jenis atau tipe kepemimpinan, tingkatan dan bahkan juga latar belakang budaya dan kebangsaan. Untuk memperoleh perbandingan yang luas berikut ini akan diuraikan sifat-sifat atau syarat-syarat kepemimpinan yang diajukan oleh beberapa ahli, pemuka masyarakat, dan bahkan berdasarkan tradisi masyarakat tertentu. Menurut Dr. Roeslan Abdulgani seorang pemimpin harus memiliki kelebihan dalam 3 hal dari orang-orang yang dipimpinnya :<br />-Kelebihan dalam bidang ratio.<br />Artinya seseorang pemimpin harus memiliki pengetahuan tentang tujuan dan asas organisasi yang dipimpinnya. Memiliki pengetahuan tentang cara-cara untuk menjalankan organisasi secara efisien. Dan dapat memberikan keyakinan kepada orang-orang yang dipimpin ke arah berhasilnya tujuan.<br />-Kelebihan dalam bidang rohaniah.<br />Artinya seorang pemimpin harus memiliki sifat-sifat yang memancarkan keluhuran budi, ketinggian moral, dan kesederhanaan watak.<br />-Kelebihan dalam bidang lahiriah/jasmaniah.<br />Artinya dengan kelebihan ketahanan jasmaniah ini seorang pemimpin akan mampu memberikan contoh semangat dan prestasi kerja sehari-hari yang baik kepada orang-orang yang dipimpin.<br /><br />Terry menyebutkan adanya 8 buah syarat yang harus dipenuhi oleh seorang pemimpin yang baik, yaitu memiliki:<br />-Kekuatan atau energi<br />Seorang pemimpin harus memiliki kekuatan lahiriah dan rokhaniah sehingga mampu bekerja keras dan banyak berfikir untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.<br />-Penguasaan emosional<br />Seorang pemimpin harus dapat menguasai perasaannya dan tidak mudah marah dan putus asa.<br />-Pengetahuan mengenai hubungan kemanusiaan<br />Seorang pemimpin harus dapat mengadakan hubungan yang manusiawi dengan bawahannya dan orang-orang lain, sehingga mudah mendapatkan bantuan dalam setiap kesulitan yang dihadapinya.<br />1. Motivasi dan dorongan pribadi, yang akan mampu menimbulkan semangat, gairah, dan ketekunan dalam bekerja. <br />2. Kecakapan berkomunikasi: kemampuan menyampaikan ide, pendapat serta keinginan dengan baik kepada orang lain, serta dapat dengan mudah mengambil intisari pembicaraan.<br />3. Kecakapan mengajar pemimpin yang baik adalah guru yang mampu mengajar dan memberikan teladan dan petunjuk-petunjuk, menerangkan yang belum dengan gambaran jelas serta memperbaiki yang salah.<br />4. Kecakapan bergaul: dapat mengetahui sifat dan watak orang lain melalui pergaulan agar dengan mudah dapat memperoleh kesetiaan dan kepercayaan. Sebaiknya bawahan juga bersedia bekerja dengan senang hati dan sukarela untuk mencapai tujuan.<br />5. Kemampuan teknis kepemimpinan: mengetahui azas dan tujuan organisasi. Mampu merencanakan, mengorganisasi, mendelegasikan wewenang, mengambil keputusan, mengawasi, dan lain-lain untuk tercapainya tujuan. Seorang pemimpin harus menguasai baik kemampuan managerial maupun kemampuan teknis dalam bidang usaha yang dipimpinnya.<br />Dalam amanatnya mengenai masalah kepemimpinan berdasarkan falsafah Panca Sila, Jenderal Soeharto menyimpulkan beberapa sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin,<br />1. Ketuhanan Yang Maha Esa, yaitu kesadaran beragama dan beriman teguh<br />2. Hing ngarsa sung tulada, yaitu memberi suri-tauladan yang baik di hadapan anak buah.<br />3. Hing madya mangun karsa, yaitu bergiat dan menggugah semangat di tengah-tengah masyarakat (anak buah).<br />4. Tut Wuri handayani, yaitu memberi pengaruh baik dan mendorong dari belakang kepada anak buah. <br />5. Waspada purba wisesa, yaitu mengawasi dan berani mengoreksi anak buah.<br />6. Ambeg parama arta, yaitu memilih dengan tepat mana yang harus didahulukan.<br />7. Prasaja, yaitu bertingkah laku yang sederhana dan tidak berlebih-lebihan<br />8. Satya, yaitu sikap loyal timbal balik dari atasan terhadap bawahan, dari bawahan terhadap atasan dan juga ke samping.<br />9. Hemat, yaitu kesadaran dan kemampuan membatasi penggunaan dan pengeluaran segala sesuatu untuk keperluan yang benar-benar penting.<br />10. Sifat terbuka, yaitu kemauan, kerelaan, keikhlasan, dan keberanian untuk mempertanggung jawabkan tindakan-tindakannya.<br />11. Penerusan, yaitu kemauan, kerelaan, dan keikhlasan untuk pada saatnya menyerahkan tugas dan tanggung jawab serta kedudukan kepada generasi muda guna diteruskannya.<br />Dari dunia pewayangan dan pustaka lama pun, seringkali dapat kita pelajari sifat-sifat yang wajib dimiliki oleh seorang pemimpin. Misalnya seperti yang diajarkan oleh Resi Abiyasa kepada ksatriya Arjuna dalam kisah-kisah Mahabarata: Heneng, Hening, Heling, dan Hawas:<br />-Heneng artinya tenang<br />Seorang pemimpin harus memiliki sifat tenang dalam menghadapi segala persoalan. Jika mudah gelisah maka anak buah pun akan menjadi gelisah. Dengan ketenangan segala persoalan akan lebih mudah dihadapai.<br />-Hening artinya cipta<br />Seorang pemimpin harus memiliki ide, prakarsa, dan kreatif.<br />-Heling artinya ingat atau sadar<br />Seorang pemimpin harus selalu ingat kepada orang-orang yang dipimpinnya atau kepada rakyat.<br />-Hawas artinya waspada<br />Seorang pemimpin harus selalu waspada terhadap segala sesuatu yang mungkin terjadi.<br />Selanjutnya berikut ini 8 sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin sebagaimana diajarkan oleh Sri Rama kepada Wibisana ketika hendak menjadi raja di Alengka menggantikan Rahwana kakaknya. Dalam dunia pewayangan ke-8 sikap atau laku ini disebut dengan ‘Hasta Brata’, meliputi :<br />-Surya Brata<br />Surya artinya matahari. Maksudnya seorang pemimpin harus memiliki sifat seperti matahari yang dapat memberikan penerangan kepada dunia. Pemimpin harus mampu memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan organisasi. Cakap berkomunikasi dan mengajar bawahan untuk menjelaskan segala yang belum dimengerti.<br />-Bayu Brata<br />Bayu artinya angin, yang memberikan kesejukan kepada siapapun saat udara panas. Seorang pemimpin harus mengetahui dan memahami perasaan dan kehendak serta pikiran anak buah, bersikap ramah tamah dan memiliki budi yang tinggi, sehingga dapat memberikan kesejukan kepada segenap bawahannya.<br />-Indra Brata<br />Indra artinya hujan, yang memberikan kesuburan. Maksudnya seorang pemimpin harus dapat mengusahakan dan menjamin kesejahteraan lahir dan batin orang-orang yang dipimpinnya.<br />-Dhana Brata<br />Dhana artinya harta atau kekayaan. Seorang pemimpin harus dapat menggunakan harta kekayaan sebaik-baiknya untuk kepentingan bersama dan bukan hanya untuk kepentingan sendiri. Sebaliknya pemimpin bahkan harus memberikan contoh sikap hidup dan cara hidup yang sederhana.<br />-Sasi Brata<br />Sasi artinya bulan, yang dapat membuat senang siapa saja yang menatapnya. Seorang pemimpin harus memiliki sifat-sifat yang membuat dirinya disenangi oleh orang-orang yang dipimpinnya. Hal ini dapat diwujudkan dengan cara pemimpin menyenangi dan menghargai bawahannya (anak buah)<br />-Yama Brata<br />Yama artinya jiwa. Pemimpin harus tegas dalam menegakan keadilan seperti halnya Dewa Yama yang tanpa ragu-ragu dan tanpa pandang bulu mencabut jiwa (jika perlu) mereka yang salah. Siapa yang salah wajib dikenai hukuman yang setimpal dengan menegakan keadilan. <br />-Pasa Brata<br />Pasa adalah senjata dewa Baruna yang tak pernah meleset mengenai sasarannya. Maksudnya dalam mengambil keputusan seorang pemimpin harus berdasarkan pertimbangan dengan melihat fakta-fakta, bijaksana, sehingga tepat mengenai sasarannya.<br />-Agni Brata<br />Agni artinya api, artinya seorang pemimpin harus memiliki sifat seperti api yang memberikan kehangatan kepada anak buah, membangkitkan semangat bekerja yang berapi-api.<br /><br />Dari bandingan-bandingan yang diberikan di atas, tampak betapa tinggi sifat-sifat atau syarat-syarat yang dituntut bagi seorang pemimpin. Di dalam kenyataan memang tidak mudah bagi seorang pemimpin untuk memenuhi sifat-sifat tersebut secara sempurna.<br /></span>Unknownnoreply@blogger.com15tag:blogger.com,1999:blog-6385464965228912323.post-67703416723442438932009-04-11T07:17:00.000-07:002009-04-11T07:34:25.129-07:00Beberapa Pendekatan dalam KepemimpinanMenurut stoner kepemimpinan adalah sebagai proses mengarahkan dan mempengaruhi kegiatan yang berhubungan dengan tugas. Ada tiga implikasi penting, pertama, kepemimpinan melibatkan orang lain ( bawahan atau pengikut ), kwalitas seorang pemimpin ditentukan oleh bawahan dalam menerima pengarahan dari pemimpin. Kedua, kepemimpinan merupakan pembagian yang tidak seimbang diantara para pemimpin dan anggota kelompok. Pemimpin mempunyai wewenang untuk mengarahkan beberapa dari kegiatan anggota kelompok dan sebaliknya anggota kelompok atau bawahan secara tidak langsung mengarahkan kegiatan pimpinan. Ketiga kepemimpinan disamping dapat mempengaruhi bawahan juga mempunyai pengaruh. Dengan kata lain seorang pimpinan tidak dapat mengatakan kepada bawahan apa yang harus dikerjakan tapi juga mempengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintah pemimpin.<br /><br />Pendekatan Studi Kepemimpinan<br /><span class="fullpost"><br />Untuk mempelajari kepemimpinan menggunakan tiga pendekatan. Pendekatan pertama bahwa kepemimpinan itu tumbuh dari bakat, kedua kepemimpinan tumbuh dari perilaku. Kedua pendekatan diatas berasumsi bahwa seseorang yang memiliki bakat yang cocok atau memperlihatkan perilaku yang sesuai akan muncul sebagai pemimpin dalam situasi kelompok ( organisasi ) apapun yang ia masuki. Pendekatan yang ketiga bersandar pada pandangan situasi ( situasionar perspective ) pandangan ini berasumsi bahwa kondisi yang menentukan efektifitas pemimpin. Efektifitas pemimpin bervareasi menurut situasi tugas yang harus diselesaikan, keterampilan dan pengharapan bawahan lingkungan organisasi dan pengalaman masa lalu pemimpin dan bawahan. Dalam situasi yang berbeda prestasi seorang pemimpin berbeda pula, mungkin lebih baik atau lebih buruk. Pendekatan ini memunculkan pendekatan kontingensi yang menentukan efektifitas situasi gaya pemimpin.<br /><br />Pendekatan Sifat-Sifat Kepemimpinan <br />Kelompok pertama yang bermaksud menjelaskan tentang aspek kepemimpinan yaitu para teoritis kesifatan. Bahwa pemimpin mempunyai sifat dan cirri tertentu.<br />Untuk mengenali karakteristik atau ciri pribadi dari para pemimpin, para psikolog mengadakan penelitian. Mereka berpandangan bahwa pemimpin ini dilahirkan bukan dibuat. Secara alamiah bahwa orang yang mempunyai sifat kepemimpinan adalah orang yang lebih agresif. Lebih tegas, dan lebih pandai berbicara dengan orang lain serta lebih mampu dan cepat mengambil keputusan yang akurat. Pandangan ini mempunyai implikasi bahwa jika ciri kepemimpinan dapat dikenali. Maka organisasi akan jauh lebih canggih dalam memilih pemimpin. Hanya orang-orang yang memiliki ciri-ciri kepemimpinan sajalah yang akan menjadi manajer, pejabat dan kedudukan lainnya yang tinggi.<br />Ukuran dalam pencarian ciri kepemimpinan menggunakan dua pendekatan 1) membandingkan bawahan dengan pemimpin 2) membandingkan ciri pemimpin yang efektif dengan yang tidak efektif. <br /><br /><br />Perilaku Pemimpin<br />1. Fungsi-fungsi Kepemimpinan<br />Perilaku pemimpin mempunyai dua aspek yaitu fungsi kepemimpinan (style leadership). Aspek yang pertama yaitu fungsi-fungsi kepemimpinan menekankan pada fungsi-fungsi yang dilakukan pemimpin dalam kelompoknya. Agar berjalan efektif, seseorang harus melakukan dua fungsi utama yaitu : 1) fungsi yang berkaitan dengan pemecahan masalah dan 2) fungsi-fungsi pemeliharaan (pemecahan masalah sosial). Pada fungsi yang pertama meliputi pemberian saran pemesahan dan menawarkan informasi dan pendapat. Sedangkan pada fungsi pemeliharaan kelompok meliputi menyetujui atau memuji orang lain dalam kelompok atau membantu kelompok beroperasi lebih lancar.<br />2. Gaya-gaya Kepemimpinan<br />Pada pendekatan yang kedua memusatkan perhatian pada gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan meliputi 1) Gaya dengan orientasi tugas dan 1) Gaya berorientasi dengan karyawan. Pada gaya yang pertama pemimpin mengarahkan dan mengawasi melalui tugas-tugas yang diberikan kepada bawahannya secara tertutup, pada gaya ini lebih memperhatikan pelaksanaan pekerjaan daripada pengembangan dan pertumbuhan karyawan. Sedangkan gaya yang berorientasi pada karyawan lebih memperhatikan motivasi daripada mengawasi, disini karyawan diajak untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan melalui tugas-tugas yang diberikan.<br /><br />Teori X Dan Teori Y Dari McGregor<br />Douglas McGrogor mengemukakan strategi kepemimpinan efektif dengan menggunakan konsep manajemen partisipasi. Konsep ini terkenal karena menggunakan asumsi-asumsi sifat dasar manusia. Pemimpin yang menyukai teori X cenderung menyukai bergaya kepemimpinan otoriter dan sebaiknya seorang pemimpin yang menyukai teori Y lebih cenderung menyukai gaya kepemimpinan demokratik.<br /><br />Penelitian Di Universitas Ohio State Dan Michigan <br />Di universitas Ohio State, para peneliti mencoba mempelajari efektifitas dari perilaku kepemimpinan untuk menentukan mana yang paling efektif dari kedua <br /><br />Pendekatan Situasional “ Contingency”<br />Pendekatan ini menggambarkan tentang gaya kepemimpian yang tergantung pada faktor situasi, karyawan, tugas, organisasi dan variabel lingkungan lainnya.<br />Mary Parker Follectt mengatakan bahwa ada tiga faktor utama yang mempengaruhi kepemimpinan yaitu 1) pemimpin, 2) bawahan 3) Situasi juga pemimpin harus berorientasi pada kelompok.<br /></span>Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6385464965228912323.post-66049681209801461892009-04-11T07:13:00.000-07:002009-04-11T07:16:34.066-07:00Kepemimpinan KarismatikKepemimpinan karismatik selama ini selalu identik dengan pengamatan pemimpin di politik dan keagamaan bukan kepemimpinan organisasi dan perusahaan. Karisma berasal dari bahasa yunani diartikan karunia diispirasi ilahi (<span style="font-style: italic;">divenely inspired gift</span>) seperti kemampuan meramal dimasa yang akan datang.<br /><span class="fullpost"><br />Para ahli sepakat mengartikan karisma sebagai "suatu hasil persepsi para pengikut dan atribut-atribut yang dipengaruhi oleh kemampuan-kemampuan aktual dan prilaku dari para pemimpin dalam konteks situasi kepemimpinan dan dalam kebutuhan-kebutuhn individual maupun kolektif para pengikut " (Yukl, 1994:269)<br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Beberapa teori karismatik</span><br /><br />Ada teori atribusi yang menyatakan bahwa kepemimpinan karismatik didasarkan atas asumsi bahwa karisma adalah sebuah fenomena atribusi (Conger & Kanungo, 1987) dan ada juga teori konsep sendiri yang menyangku karismatik seorang pemimpin dapat dilihat pada sejauh mana apeksi seorang pengikut, keterlibatan emosi dan motivasi yang tinggi didasari pengorbanan jiwa yang luar biasa (Shamir, house, Arthur, 1993) selain konsep teori tinjauan psiko-analisa karisma seorang pemimpin diberlakukan sangat tidak realistis dan tingkat identifikasi ekstrim oleh para pengikut baik melalui pemindahan karisma masa lalu seperti karisma trah Ir. Sukarno yang melegendaris ada pada mantan presiden Megawati yang mengarah pada kultus dengan berbagai konsekuensi negatif. konsekuensi karismatik negatif (Conger, 1990) dapat dilihat dari pola hubungan antara lain :<br />• Hubungan antar pribadi yang jelek tidak sesuai dengan pendahulunya<br />• Konsekuensi negatif dari prilaku impulsif dan tidak konvensional<br />• Konsekuensi negatif dari manajemen kesan bahwa dirnya sangat dibutuhkan pengikut atau karena sekedar mendompleng nama pendahulunya<br />• Praktik administrasi lemah, karismatik dalam memimpin tapi sangat lemah dalam penataan aktiftas yang membutuhkan dukungan administratif<br />• Konsekuensi negatif dari dari rasa percaya diri yang lemah karena berbeda kapasitas dan kredibilitas dan dirinya memuja dirinya berlebihan (Narcisis).<br />• Gagal untuk merencanakan suksesi kepemimpinan karena belum tentu ada yang selevel dengan dirinya sehingga mematikan pengkaderan dlam organisasi.<br /><br /><span style="font-style: italic;">Referensi : Kepemimpinan dalam organisasi, Garry Yukl, terj. Jusuf udaya, Prehalindo, Jakarta, 1994.</span><br /><br /></span>Unknownnoreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-6385464965228912323.post-85782047529146905712009-03-21T01:14:00.000-07:002009-04-11T07:08:56.110-07:00Seni MemimpinSENI MEMIMPIN<br /><br />1. Kepemimpinan sejati adalah yang suportif, bukan memaksakan<br />2. Pemimpin sejati berupaya memimpin orang lain, bukan mendorong-dorong dari belakang.<br />3. Kepemimpinan berarti melibatkan orang lain<br />4. Kepemimpinan berarti mendahulukan dan mengutamakan visi, bukan aksi.<br />5. Kepemimpinan berarti pemahaman bahwa orang lebih penting ketimbang benda-benda mati.<br />6. Kepemimpinan adalah seni, yang mesti dipelajari dan diterapkan dengan hati-hati. Jangan disalah artikan sebagai sekedar posisi.<br /><br />KEPEMIMPINAN BUKANLAH PERMAINAN EGO<br />1. Pementingan diri sendiri sebagai seorang pemimpin adalah pembunuhan terhadap diri sendiri.<br /><span class="fullpost"><br />2. Semangat sebuah kelompok mencerminkan semangat kepemimpinannya.<br />3. Ego bisa menjadi penghalang, bisa pula menjadi pelancar kreatifitas. Ego bisa membantu jika aliran energinya mengarah ke pekerjaan yang mesti dirampungkan, bukan mengarah ke dalam diri sendiri.<br />4. Ingat, Kepemimpinan bukanlah permainan Ego!!<br /><br />KEPEMIMPINAN BERARTI TANGGUNG JAWAB<br />1. Pandanglah kepemimpinan bukan sebagai keglamoran, melainkan tanggung jawab<br />2. Jangan terlampau memikirkan opini orang lain, sebagaimana memikirkan kenyataan.<br />3. Jangan terpengaruh pujian atau hujatan orang lain, tidak juga reaksi personal anda; pikirkan tindakan (aksi) Anda, bagaimana menyelesaikan sebuah pekerjaan.<br />4. Pusatkan perhatian pada ritme-ritme yang panjang dalam sebuah proyek, bukan yang naik turun secara temporer<br />5. Siaplah memikul tanggung jawab baik terhadap keberhasilan maupun kegagalan<br />6. Menerima tanggung jawab berarti mau menerima tugas mencari jawaban-jawaban kreatif kendati konvensi mengatakan sudah tak ada lagi.<br /><br />KEPEMIMPINAN BERARTI MENGESAMPINGKAN BERBAGAI KEINGINAN PRIBADI<br />1. Pemimpin sejati menempatkan keinginan-keinginan pribadinya di urutan paling belakang, bukan pertama<br />2. Pemimpin sejati tak pernah sekalipun bertanya “Apa yang saya suka?” dalam setiap kesempatan, melainkan, “Apa yang saya rasa diperlukan ?” dan apa yang tepat?”<br />3. Pendekatan terbaik terhadap setiap masalah adalah, “Apa yang sepertinya bakal terjadi di sini?” Kecakapan sebagai pemimpin ditunjukkan lewat kemampuannya menyesuaikan Ketidakpersonalan (impersonally)-nya dengan rangkaian kejadian yang sedang mengalir.<br />4. Kepemimpinan membutuhkan keterbukaan terhadap perasaan orang lain dan bukan mengesampingkannya demi alasan “lebih mementingkan tugas”. Dalam cakup yang luas, kesejahteraan merekalah yang menjadi tugasnya.<br /><br />KEPEMIMPINAN BERARTI MELAYANI<br />1. Pandanglah kepemimpinan sebagai sekedar pekerjaan, sebagaimana orang-orang lain.<br />2. Kepemimpinan berarti memberikan layanan, bukan menerimanya.<br />3. Kesahajaan lebih penting buat seorang pemimpin, ketimbang medali pencapaian apapun.<br />4. Kesahajaan adalah kejujuran terhadap diri sendiri<br />5. Jika Anda orang yang taat beragama, pandanglah Tuhan sebagai yang menentukan segalanya; Jadikan karya anda sebagai persembahan untuk-Nya.<br /><br />KEPEMIMPINAN BERARTI LOYALITAS<br />1. Bekerjasamalah dengan orang lain menurut keadaan mereka, bukan mau anda atas diri mereka.<br />2. Bekerjasamalah dengan segala sesuatunya sebagaimana lazim, bukan semau-mau anda.<br />3. Bersabarlah. Pahamilah bahwa memberikan sudut pandang baru kepada orang lain itu membutuhkan waktu.<br />4. Untuk mendapatkan loyalitas anak buah, lebih dulu curahkanlah perhatian pada loyalitas Anda sendiri.<br />5. Untuk memenangi cinta, berikanlah cinta, cinta anda, terlebih dulu.<br />6. Saat mengoreksi orang lain, pikirkan kesiapan dia untuk mendengarnya.<br />7. Lebih dahulu, bersikalah loyal kepada diri anda sendiri.<br /><br />KEPEMIMPINAN ADALAH INTUISI YANG DIBIMBING OLEH AKAL SEHAT<br />1. Pemimpin bijak lebih menaruh perhatian pada apa yang memang terjadi ketimbang apa yang dia inginkan.<br />2. Dia lebih mementingkan apa yang bisa memberikan hasil, bukan sekedar opini-opini, atau bahkan opininya sendiri.<br />3. Dia lebih menghargai kebenaran daripada apa yang dia pikir tepat.<br />4. Seorang pemimpin yang bijak bisa meyakinkan orang lain dengan alasan yang masuk akal, atau dengan daya tarik keyakinannya sendiri, dan tak pernah menggunakan “otoritas keluar (outward authority)” dari posisinya ataupun pengalamannya masa lalu.<br />5. Pendukung yang diskriminatif (dalam arti positif, red) perlu ditumbuhkembangkan, bukan sekedar dibuat yakin.<br />6. Waspadalah ketika mendasarkan alasan pengajuan rencana anda cuma pada pijakan intuisi. Cobalah untuk menyampaikan ide-ide anda dengan cara yang mengundang tanggapan cerdas.<br />7. Gunakan selalu akal sehat sebagai panduan.<br />8. Akal sehat adalah kemauan untuk belajar dari pengalaman.<br />9. Akal sehat dan intuisi bisa digunakan seiring dan sejalan, masing-masing saling memberikan kejernihannya. Akal sehat menelaah intuisi. Dan, intuisi mengilhami akal sehat agar selalu meraba-raba dibalik apa yang telah dikenali menuju ladang terbuka yang belum dikenali.<br /><br />PENTINGNYA KELUWESAN DALAM KEPEMIMPINAN<br />1. Terbukalah untuk mengakui kekeliruan Anda. Ingat, hanya kebenaran yang akhirnya akan menang.<br />2. Biarkan ide-ide anda mengalir lancar. Camkanlah bahwa kesempurnaan bukanlah hal yang mesti diutamakan, melainkan arah.<br />3. Adaptasikan tindakan anda dengan kenyataan.<br />4. Hadapi setiap situasi yang muncul dengan cara yang segar. Pandanglah sebagaimana adanya.<br />5. Jangan terlalu banyak membikin aturan, karena aturan yang terlampau banyak justru bisa menghancurkan upaya anda.<br />6. Terbukalah terhadap sudut pandang otang lain; mungkin mereka lebih baik dari sudut pandang anda sendiri<br />7. Berusahalah untuk memusatkan pada diri anda yang lebih dalam, dan bersandarlah disitu.<br /><br />PERLUNYA BERTINDAK BUKAN BICARA DALAM KEPEMIMPINAN<br />1. Kepemimpinan berarti tindakan atau aksi, bukan sekedar ide-ide bagus untuk bertindak<br />2. Jangan menghabiskan begitu banyak energi untuk membuat rencana, sehingga tak tersisa lagi untuk melaksanakan rencana itu.<br />3. Tindakan munculnya kreatifitas.<br />4. Hampir semua tindakan jauh lebih baik ketimbang diam berlama-lama, akibat tak ada keputusan yang pasti<br /><br />KEPEMIMPINAN BERATI MEMBERIKAN DUKUNGAN<br />1. Berusahalah untuk memperbesar kemampuan anak buah anda, dalam soal kreatifitas, dan juga kualitas kepemimpinan mereka.<br />2. Beri dorongan kepada mereka dalam proyek yang mereka jalankan.<br />3. Biarkan mereka belajar dari kesalahan mereka sendiri.<br />4. Terbukalah untuk kompromi. Jangan mengharap lebih dari apa yang bisa mereka berikan. Jika terpaksa, perluas cakrawala pandang mereka sedikit demi sedikit.<br />5. Ajaklah mereka untuk mendukung, bukan untuk memerintahkan.<br />6. Terima saja otoritas anda sebagaimana yang mereka berikan.<br />7. Jangan pernah melimpahkan pekerjaan yang anda sendiri tidak mau mengerjakannya.<br /><br />MANFAATKAN KEKUATAN ANAK BUAH DALAM KEPEMIMPINAN<br />1. Berusahalah menambah tinggi kualitas terbaik anak buah, bukan mengeluhkesahkan kualitas terburuk mereka. Anda akan mendapatkan hasil yang jauh lebih baik dengan memberikan semangat kepada orang lain, ketimbang dengan mengecilkannya.<br />2. Manfaatkan berbagai kekuatan organisasi anda, bukan justru kelemahannya. Curahkan lebih banyak energi kepada orang-orang yang idenya sejalan dengan anda, ketimbang mengurusi mereka yang berkecenderungan menolak anda.<br />3. Jangan terlalu banyak menghamburkan energi untuk menghadapi berbagai situasi negatif. Kuatkan sisi positifnya, dan segala pusaran negatif pun akan pudar, atau menyingkir dengan sendirinya dari hadapan anda.<br />4. Jangan biarkan anak buah hanya melontarkan kritik negatif. Ajari mereka bahwa mereka punya hak bicara asalkan bisa memberikan solusi saat mereka menunjuk persoalan.<br />5. Berikan dorongan kepada mereka yang mau mengerjakan, bukan cuma bicara.<br />6. Jangan pernah memburu popularitas. Curahkan perhatian lebih besar pada berbagai isu, perkembangan, dan prinsip-prinsip yang dipegang.<br />7. Jangan pernah bicara suka atau tidak suka secara pribadi, melainkan senantiasa menuruti rasa keadilan, kejujuran (fairness), dan kebenaran.<br /><br />BY SETIAWAN PURNOMO, S.E<br /></span>Unknownnoreply@blogger.com42tag:blogger.com,1999:blog-6385464965228912323.post-40633676705847271432009-03-20T23:16:00.000-07:002009-03-21T00:53:43.923-07:00Leadership Quotes<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0q3gDnlbCRKEce5oNidnNnC6QhNt0sovmJR3qdQPejOKsqx1mjkkyQiYGT-3uhwbQFhWej2FWkdaUnyx4OLdjoPlveimwsU87uzd0m9rZs00Z97Vj-tNtwwTQM6wOpH1gE9ETDS9Fq0f5/s1600-h/leadership11.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 212px; height: 221px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0q3gDnlbCRKEce5oNidnNnC6QhNt0sovmJR3qdQPejOKsqx1mjkkyQiYGT-3uhwbQFhWej2FWkdaUnyx4OLdjoPlveimwsU87uzd0m9rZs00Z97Vj-tNtwwTQM6wOpH1gE9ETDS9Fq0f5/s320/leadership11.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5315545621486540082" border="0" /></a><br /><span style="font-weight: bold;">Adlai Stevenson:</span><br /><br />It's hard to lead a cavalry charge if you think you look funny on a horse.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Albert Einstein:</span><br /><br />Great spirits have always found violent opposition from mediocrities. The latter cannot understand it when a man does not thoughtlessly submit to hereditary prejudices but honestly and courageously uses his intelligence.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Carl Sagan:</span><br /><br />But the fact that some geniuses were laughed at does not imply that all who are laughed at are geniuses. They laughed at Columbus, they laughed at Fulton, they laughed at the Wright brothers. But they also laughed at Bozo the Clown.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Dwight D. Eisenhower:</span><br /><br />You do not lead by hitting people over the head - that's assault, not leadership.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Edwin H. Friedman:</span><br /><br />Leadership can be thought of as a capacity to define oneself to others in a way that clarifies and expands a vision of the future.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Elizabeth Dole:</span><br /><br />What you always do before you make a decision is consult. The best public policy is made when you are listening to people who are going to be impacted. Then, once policy is determined, you call on them to help you sell it.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Eric Hoffer:</span><br /><br />In times of change, learners inherit the Earth, while the learned find themselves beautifully equipped to deal with a world that no longer exists.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Ernest Becker:</span><br /><br />It is not so much that man is a herd animal, said Freud, but that he is a horde animal led by a chief.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Eugene V. Debs:</span><br /><br />I never had much faith in leaders. I am willing to be charged with almost anything, rather than to be charged with being a leader. I am suspicious of leaders, and especially of the intellectual variety. Give me the rank and file every day in the week. If you go to the city of Washington, and you examine the pages of the Congressional Directory, you will find that almost all of those corporation lawyers and cowardly politicians, members of Congress, and mis-representatives of the masses -- you will find that almost all of them claim, in glowing terms, that they have risen from the ranks to places of eminence and distinction. I am very glad I cannot make that claim for myself. I would be ashamed to admit that I had risen from the ranks. When I rise it will be with the ranks, and not from the ranks.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Everett Dirksen:</span><br /><br />I am a man of fixed and unbending principles, the first of which is to be flexible at all times.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Faye Wattleton:</span><br /><br />The only safe ship in a storm is leadership.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Faye Wattleton:</span><br /><br />Whoever is providing leadership needs to be as fresh and thoughtful and reflective as possible to make the very best fight.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">H. Ross Perot:</span><br /><br />Inventories can be managed, but people must be led.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Henrik Ibsen:</span><br /><br />A community is like a ship; everyone ought to be prepared to take the helm.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Herbert B. Swope:</span><br /><br />I cannot give you the formula for success, but I can give you the formula for failure: which is: Try to please everybody.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Isaac Newton:</span><br /><br />If I have seen farther than others, it is because I was standing on the shoulder of giants.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">James Callaghan:</span><br /><br />A leader must have the courage to act against an expert's advice.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">James Kouzes and Barry Posner:</span><br /><br />There's nothing more demoralizing than a leader who can't clearly articulate why we're doing what we're doing.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">James Kouzes and Barry Posner:</span><br /><br />[Y]ou must unite your constituents around a common cause and connect with them as human beings.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Jawaharlal Nehru:</span><br /><br />A leader or a man of action in a crisis almost always acts subconsciously and then thinks of the reasons for his action.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Jesse Jackson:</span><br /><br />Time is neutral and does not change things. With courage and initiative, leaders change things.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">John Gardner:</span><br /><br />Pity the leader caught between unloving critics and uncritical lovers.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">John Gardner:</span><br /><br />Most important, leaders can conceive and articulate goals that lift people out of their petty preoccupations and unite them in pursuit of objectives worthy of their best efforts.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">John Naisbitt:</span><br /><br />Leadership involves finding a parade and getting in front of it.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">John Quincy Adams:</span><br /><br />If your actions inspire others to dream more, learn more, do more and become more, you are a leader.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Kenneth Blanchard:</span><br /><br />The key to successful leadership today is influence, not authority.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Margaret Chase Smith:</span><br /><br />Leadership is not manifested by coercion, even against the resented. Greatness is not manifested by unlimited pragmatism, which places such a high premium on the end justifying any means and any measures.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Margaret J. Wheatley:</span><br /><br />When leaders take back power, when they act as heroes and saviors, they end up exhausted, overwhelmed, and deeply stressed.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Mohandas K. Gandhi:</span><br /><br />I suppose leadership at one time meant muscles; but today it means getting along with people.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Noam Chomsky:</span><br /><br />It is the responsibility of intellectuals to speak the truth and expose lies.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Peter Drucker:</span><br /><br />What is the managers job? It is to direct the resources and the efforts of the business toward opportunities for economically significant results. This sounds trite -- and it is. But every analysis of actual allocation of resources and efforts in business that I have ever seen or made showed clearly that the bulk of time, work, attention, and money first goes to problems rather than to opportunities, and, secondly, to areas where even extraordinarily successful performance will have minimal impact on results.<br />What is the major problem? It is fundamentally the confusion between effectiveness and efficiency that stands between doing the right things and doing things right. There is surely nothing quite so useless as doing with great efficiency what should not be done at all. Yet our tools especially our accounting concepts and detail focus on efficiency. What we need is (1) a way to identify the areas of effectiveness (of possible significant results), and (2) a method for concentrating on them.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Peter Drucker:</span><br /><br />The leaders who work most effectively, it seems to me, never say "I." And that's not because they have trained themselves not to say "I." They don't think "I." They think "we"; they think "team." They understand their job to be to make the team function. They accept responsibility and don't sidestep it, but "we" gets the credit. This is what creates trust, what enables you to get the task done.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Peter F. Drucker:</span><br /><br />Leaders shouldn't attach moral significance to their ideas: Do that, and you can't compromise.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Peter Senge:</span><br /><br />Systems thinking is a discipline for seeing wholes. It is a framework for seeing interrelationships rather than things, for seeing patterns of change rather than static "snapshots." It is a set of general principles -- distilled over the course of the twentieth century, spanning fields as diverse as the physical and social sciences, engineering, and management.... During the last thirty years, these tools have been applied to understand a wide range of corporate, urban, regional, economic, political, ecological, and even psychological systems. And systems thinking is a sensibility -- for the subtle interconnectedness that gives living systems their unique character.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Plato:</span><br /><br />A tyrant is always stirring up some war or other, in order that the people may require a leader.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Rachel Maddow:</span><br /><br />Humans are ambitious and rational and proud. And we don't fall in line with people who don't respect us and who we don't believe have our best interests at heart. We are willing to follow leaders, but only to the extent that we believe they call on our best, not our worst.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Ralph Nader:</span><br /><br />I start with the premise that the function of leadership is to produce more leaders, not more followers.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Robert Coles:</span><br /><br />Abraham Lincoln did not go to Gettysburg having commissioned a poll to find out what would sell in Gettysburg. There were no people with percentages for him, cautioning him about this group or that group or what they found in exit polls a year earlier. When will we have the courage of Lincoln?<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Robert Greenleaf:</span><br /><br />Good leaders must first become good servants.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Robert Louis Stevenson:</span><br /><br />Keep your fears to yourself, but share your inspiration with others.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Rosabeth Moss Kantor:</span><br /><br />Leaders are more powerful role models when they learn than when they teach.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Rosabeth Moss Kantor:</span><br /><br />Leaders are more powerful role models when they learn than when they teach.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Rosalynn Carter:</span><br /><br />A leader takes people where they want to go. A great leader takes people where they don't necessarily want to go, but ought to be.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Rosalynn Carter:</span><br /><br />A leader takes people where they want to go. A great leader takes people where they don't necessarily want to go but ought to be.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Stephen Covey:</span><br /><br />Effective leadership is putting first things first. Effective management is discipline, carrying it out.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Susan B. Anthony:</span><br /><br />Cautious, careful people, always casting about to preserve their reputation and social standing, never can bring about a reform. Those who are really in earnest must be willing to be anything or nothing in the world's estimation, and publicly and privately, in season and out, avow their sympathy with despised and persecuted ideas and their advocates, and bear the consequences.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Theodore Hesburgh:</span><br /><br />The very essence of leadership is that you have to have a vision.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Thich Nhat Hanh:</span><br /><br />You who are journalists, writers, citizens, you have the right and duty to say to those you have elected that they must practice mindfulness, calm and deep listening, and loving speech. This is universal thing, taught by all religions.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Tom Peters:</span><br /><br />If you're not confused, you're not paying attention.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Tony Blair:</span><br /><br />The art of leadership is saying no, not yes. It is very easy to say yes.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Unknown:</span><br /><br />Some leaders are born women.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Vince Lombardi:</span><br /><br />Leaders aren't born they are made. And they are made just like anything else, through hard work. And that's the price we'll have to pay to achieve that goal, or any goal.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Walter Lippman:</span><br /><br />The final test of a leader is that he leaves behind him in other men the conviction and the will to carry on.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Walter Wink:</span><br /><br />South African Archbishop Desmond Tutu walked by a construction site on a temporary sidewalk the width of one person. A white man appeared at the other end, recognized Tutu, and said, "I don't make way for gorillas." At which Tutu stepped aside, made a deep sweeping gesture, and said, "Ah, yes, but I do."<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Warren Bennis:</span><br /><br />The manager asks how and when; the leader asks what and why.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Warren Bennis:</span><br /><br />The manager accepts the status quo; the leader challenges it.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Warren G. Bennis:</span><br /><br />The most dangerous leadership myth is that leaders are born -- that there is a genetic factor to leadership. This myth asserts that people simply either have certain charismatic qualities or not. That's nonsense; in fact, the opposite is true. Leaders are made rather than born.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Winston Churchill:</span><br /><br />The price of greatness is responsibility.<br /><br /><br /><span style="font-style: italic;">Sumber: www.wisdomquotes.com/cat_leadership.html</span>Unknownnoreply@blogger.com9tag:blogger.com,1999:blog-6385464965228912323.post-20596725901757398932009-03-20T23:12:00.000-07:002009-03-20T23:14:59.917-07:00Syarat Pemimpin Andal<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkI4ECqkLdgF2KAKZsLu2XNhp6GcuzQ_aGP3dItBlEyf_VGb7UBxRHqkSIfmR_k3ndO0JEWnZOG0E8t2fnKVfA2j48AgrTy_lot-OiDZpbi0BO6FUYbmzX0Or_X-dFEsoStOg2K4H6tT_G/s1600-h/253036292_e0251aed36.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 207px; height: 165px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkI4ECqkLdgF2KAKZsLu2XNhp6GcuzQ_aGP3dItBlEyf_VGb7UBxRHqkSIfmR_k3ndO0JEWnZOG0E8t2fnKVfA2j48AgrTy_lot-OiDZpbi0BO6FUYbmzX0Or_X-dFEsoStOg2K4H6tT_G/s320/253036292_e0251aed36.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5315520448135163682" border="0" /></a><br />Anda bisa jadi pemimpin andal, asal memenuhi syarat berikut :<br /><br />1. Problem Solver<br /><br />Seorang pemimpin dituntut mampu membuat keputusan penting dan mencari jalan keluar dari permasalahan. Mulailah bertindak tegas, dan hapulah cara plin-plan. Jangan pula memupuk kebiasaan melarikan diri dari tanggung jawab. Sebagai ‘nakhoda’, andalah yang berkewajiban mengemudikan ‘kapal’ ke arah yang benar.<br /><br />2. Bersikap Positif<br /><br />Setiap orang tidak luput dari kesalahan, bila hal ini menimpa anak buah anda jangan langsung mencecarnya dengan segudang omelan. Selidiki latar belakang permasalahan sehingga anda bisa bersikap proporsional. Jika anda melakukan kesalahan, tidak perlu ragu mengakuinya dan meminta maaf kepada orang-orang terkait, dan jangan lupa melakukan perbaikan untuk kesalahan tersebut.<br /><br />3. Komunikasi<br /><br />Karyawan sebaik apa pun akan kehilangan arah bila dibiarkan ‘jalan dalam gelap’. Sebagai pemimpin anda perlu menerangkan sejelas mungkin tentang tujuan bersama yang hendak diraih dan strategi mencapainnya. Bekali pula anak buah dengan penilaian terhadap hasil kerjanya selama ini, sehingga mereka bisa belajar cara melakukan tugas dengan benar. Pelihara komunikasi 2 arah dengan bawahan dan mintalah feedback dari mereka setiap kali anda meluncurkan kebijakan baru.<br /><br />4. Menjadi Inspirasi<br /><br />Seorang pemimpin harus bisa menerapkan standar dan jadi contoh bagi anak buahnya. Jadilah inspirasi bagi bawahan. Up date benak anda dengan informasi terkini, tidak pelit membagi pengalaman, dan patuhi peraturan yang anda buat sendiri.<br /><br />5. Tumbuhkan Motivasi<br /><br />Berikan penghargaan terhadap prestasi sekecil apa punyang dilakukan anak buah. Bahkan karyawan yang paling telat sekalipun akan berusaha memperbaiki diri apabila anda memujinya ketika ia datang tepat waktu (apalagi jika pujian itu diberikan tanpa terkesan menyindir). Secara berkala , ajukan pula pertanyaan dan tantangan yang mampu merangsang kreativitas berpikir anak buah. Misa, meminta ide mereka untuk proyek kecil.<br /><br />6. Hubungan Baik<br /><br />Jalin hubungan profesional dan interpersonal yang harmonis dengan anak buah. Ingat, dibalik statusnya sebagai bawahan, karyawan memiliki pribadi yang unik dan masalah tertentu. Luangkan waktu untuk mengenal karyawan secara personal sehingga anda melakukan coaching tepat sasaran.<br /><br />7. Turun Gunung<br /><br />Anda tidak boleh merasa bebas dari kewajiban dan melakukan ‘dirty job’ atau pekerjaan anak buah. Seorang pemimpin akan dihargai anak buahnya apabila ia bersedia turun ke lapangan tak asal main perintah. Semakin hebat lagi hormat anak buah bila pekerjaan itu bisa diselesaikan dengan lancar. Itu menunjukkan kualitas anda pada anak buah.Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6385464965228912323.post-75446932311587014922009-03-20T22:23:00.000-07:002009-03-20T22:29:20.599-07:00Teori Kepemimpinan<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdqHO6oRxcmBXmOZmakZzIOWP54dSS6h60KsV3oHClI6wFdnK88qHMSa_vU7shxni-7Z9yrnyZKopGrXRvJTljrGX6Q3oVR_4rEjzZWoGHWnPo1nlgNpmoluT97enyLLLDvPMfaL0h0nud/s1600-h/Leadership.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 220px; height: 191px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdqHO6oRxcmBXmOZmakZzIOWP54dSS6h60KsV3oHClI6wFdnK88qHMSa_vU7shxni-7Z9yrnyZKopGrXRvJTljrGX6Q3oVR_4rEjzZWoGHWnPo1nlgNpmoluT97enyLLLDvPMfaL0h0nud/s320/Leadership.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5315508380434155746" border="0" /></a><br />Kreiner menyatakan bahwa leadership adalah proses mempengaruhi orang lain yang mana seorang pemimpin mengajak anak buahnya secara sekarela berpartisipasi guna mencapai tujuan organisasi.<br /><br />Sedangkan Hersey menambahkan bahwa leadership adalah usaha untuk mempengaruhi individual lain atau kelompok. Seorang pemimpin harus memadukan unsur kekuatan diri, wewenang yang dimiliki, ciri kepribadian dan kemampuan sosial untuk bisa mempengaruhi perilaku orang lain.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Genetic Theory</span><br /><br />Pemimpin adalah dilahirkan dengan membawa sifat-sifat kepemimpinan dan tidak perlu belajar lagi. Sifat utama seorang pemimpin diperoleh secara genetik dari orang tuanya.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Traits theory</span><br /><br />Teori ini menyatakan bahwa efektivitas kepemimpinan tergantung pada karakter pemimpinnya. Sifat-sifat yang dimiliki antara lain kepribadian, keunggulan fisik, dan kemampuan sosial. Karakter yang harus dimiliki seseorang manurut judith R. Gordon mencakup kemampuan istimewa dalam:<br />- Kemampuan Intelektual<br />- Kematangan Pribadi<br />- Pendidikan<br />- Statuts Sosial Ekonomi<br />- Human Relation<br />- Motivasi Intrinsik<br />- Dorongan untuk maju<br /><br />Ronggowarsito menyebutkan seorang pemimpin harus memiliki astabrata, yakni delapan sifat unggul yang dikaitkan dengan sifat alam seperti tanah, api, angin, angkasa, bulan, matahari, bintang.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Behavioral Theory</span><br /><br />Karena ketyerbatasan peramalan efektivitas kepemimpinan melalui trait, para peneliti mulai mengembangkan pemikiran untuk meneliti perilaku pemimpin sebagai cara untuk meningkatkan efektivitas kepemimpinan. Konsepnya beralih dari siapa yang memiliki memimpin ke bagaimana perilaku seorang untuk memimpin secara efektif.<br /><br />a. Authoritarian, Democratic & Laissez Faire<br />Penelitian ini dilakukan oleh Lewin, White & Lippit pada tahun 1930 an. Mereka mengemukakan 3 tipe perilaku pemimpin, yaitu authoritarian yang menerapkan kepemimpinan otoriter, democratic yang mengikut sertakan bawahannya dan Laissez - Faire yang menyerahkan kekuasaannya pada bawahannya.<br /><br />b. Continuum of Leadership behavior.<br />Robert Tannenbaum dan Warren H Schmidt memperkenalkan continnum of leadership yang menjelaskan pembagian kekuasaan pemimpin dan bawahannya. Continuum membagi 7 daerah mulai dari otoriter sd laissez - faire dengan titik dengan demokratis.<br /><br />c. Teori Employee Oriented and Task Oriented Leadership - Leadership style matrix.<br />Konsep ini membahas dua orientasi kepemimpinan yaitu<br />- Kepemimpinan yang berorientasi pada pekerjaan dimana perilaku pemimpinnya dalam penyelesaiannya tugasnya memberikan tugas, mengatur pelaksanaan, mengawasi dan mengevaluasi kinerja bawahan sebagai hasil pelaksanaan tugas.<br />- Kepemimpinan yang berorientasi pada pegawai akan ditandai dengan perilaku pemimpinnya yang memandang penting hubungan baik dan manusiawi dengan bawahannya.<br /><br />Pembahasan model ini dikembangkan oleh ahli psikologi industri dari Ohio State University dan Universitas of Michigan. Kelompok Ohio mengungkapkan dua dimensi kepemimpinan, yaitu initiating structure yang berorientasi pada tugas dan consideration yang berorientasi pada manusia. Sedangkan kelompok Michigan memakai istilah job-centered dan employee-centered.<br /><br />d. The Managerial Grid<br />Teori ini diperkenalkan oleh Robert R.Blake dan Jane Srygley Mouton dengan melakukan adaptasi dan pengembangan data penelitian kelompok Ohio dan Michigan.<br /><br />Blake & Mouton mengembangkan matriks yang memfokuskan pada penggambaran lima gaya kepemimpinan sesuai denan lokasinya.<br /><br />Dari teori-teori diatas dapatlah disimpulkan bahwa behavioral theory memiliki karakteristik antara lain:<br />- Kepemimpinan memiliki paling tidak dua dimensi yang lebih kompleks dibanding teori pendahulunya yaitu genetik dan trait.<br />- Gaya kepemimpinan lebih fleksibel; pemimpin dapat mengganti atau memodifikasi orientasi tugas atau pada manusianya sesuai kebutuhan.<br />- Gaya kepemimpinan tidak gifted tetapi dapat dipelajari<br />- Tidak ada satupun gaya yang paling benar, efektivitas kepemimpinan tergantung pada kebutuhan dan situasi<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Situational Leadership</span><br /><br />Pengembangan teori ini merupakan penyempurnaan dari kelemahan-kelemahan teori yang ada sebelumnya. Dasarnya adalah teori contingensi dimana pemimpin efektif akan melakukan diagnose situasi, memilih gaya kepemimpinan yang efektif dan menerapkan secara tepat.<br /><br />Empat dimensi situasi secara dinamis akan memberikan pengaruh terhadap kepemimpinan seseorang.<br />- Kemampuan manajerial : kemampuan ini meliputi kemampuan sosial, pengalaman, motivasi dan penelitian terhadap reward yang disediakan oleh perusahaan.<br />- Karakteristik pekerjaan : tugas yang penuh tantangan akan membuat seseorang lebih bersemangat, tingkat kerjasama kelompok berpengaruh efektivitas pemimpinnya.<br />- Karakteristik organisasi : budaya organisasi, kebijakan, birokrasi merupakan faktor yang berpengaruh pada efektivitas pemimpinnya.<br />- Karakteristik pekerja : kepribadian, kebutuhan, ketrampilan, pengalaman bawahan akan berpengaruh pada gaya memimpinnya.<br /><br />a. Fiedler Contingency model<br />Model ini menyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang paling efektif tergantung pada situasi yang dihadapi dan perubahan gaya bukan merupakan suatu hal yang sulit.<br />Fiedler memperkenalkan tiga variabel yaitu:<br />- task structure : keadaan tugas yang dihadapi apakah structured task atau unstructured task<br />- leader-member relationship : hubungan antara pimpinan dengan bawahan, apakah kuat (saling percaya, saling menghargai) atau lemah.<br />- Position power : ukuran aktual seorang pemimpin, ada beberapa power yaitu:<br /><br />-> legitimate power : adanya kekuatan legal pemimpin<br />-> reward power : kekuatan yang berasal imbalan yang diberikan pimpinan<br />-> coercive power : kekuatan pemimpin dalam memberikan ancaman<br />-> expert power : kekuatan yang muncul karena keahlian pemimpinnya<br />-> referent power : kekuatan yang muncul karena bawahan menyukai pemimpinnya<br />-> information power : pemimpin mempunyai informasi yang lebih dari bawahannya.<br /><br />b. Model kepemimpinan situasional 'Life Cycle'<br /><br />Harsey & Blanchard mengembangkan model kepemimpinan situasional efektif dengan memadukan tingkat kematangan anak buah dengan pola perilaku yang dimiliki pimpinannya.<br /><br />Ada 4 tingkat kematangan bawahan, yaitu:<br />- M 1 : bawahan tidak mampu dan tidak mau atau tidak ada keyakinan<br />- M 2 : bawahan tidak mampu tetapi memiliki kemauan dan keyakinan bahwa ia bisa<br />- M 3 : bawahan mampu tetapi tidak mempunyai kemauan dan tidak yakin<br />- M 4 : bawahan mampu dan memiliki kemauan dan keyakinan untuk menyelesaikan tugas.<br /><br />Ada 4 gaya yang efektif untuk diterapkan yaitu:<br />- Gaya 1 : telling, pemimpin memberi instruksi dan mengawasi pelaksanaan tugas dan kinerja anak buahnya.<br />- Gaya 2 : selling, pemimpin menjelaskan keputusannya dan membuka kesempatan untuk bertanya bila kurang jelas.<br />- Gaya 3 : participating, pemimpin memberikan kesempatan untuk menyampaikan ide-ide sebagai dasar pengambilan keputusan.<br />- Gaya 4 : delegating, pemimpin melimpahkan keputusan dan pelaksanaan tugas kepada bawahannya.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Transformational Leadership</span><br /><br />Robert house menyampaikan teorinya bahwa kepemimpinan yang efektif menggunakan dominasi, memiliki keyakinan diri, mempengaruhi dan menampilkan moralitas tinggi untuk meningkatkan karismatiknya. Dengan kharismanya pemimpin transformational akan menantang bawahannya untuk melahirkan karya istimewa.<br /><br />Langkah yang dilaksanakan pemimpin ini biasanya membicarakan dengan pengikutnya bagaimana pentingnya kinerja mereka, bagaimana bangga dan yakinnya mereka sebagai anggota kelompok, bagaimana istimewanya kelompok yang akan menghasilkan karya luar biasa.<br /><br />Beberapa contoh pemimpin transformational Lee Lacoca, Jack Welch.Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6385464965228912323.post-17997774591527979662009-03-20T21:23:00.000-07:002009-03-20T21:44:53.967-07:00The Obsidian Model<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7txTM58e2RugwjhMkHB5xnq5DREAL11RcEJw7TypyaNnburkkWqektOglhGqe1Bm7Ubij4shYfMc6vUSv9oTW4GtgtkyBkQO2kV9fu-bNkgIM3exGyJTCb5b1YypEO8rGj1jIGHs5a4E_/s1600-h/model-leadership.gif"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 383px; height: 257px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7txTM58e2RugwjhMkHB5xnq5DREAL11RcEJw7TypyaNnburkkWqektOglhGqe1Bm7Ubij4shYfMc6vUSv9oTW4GtgtkyBkQO2kV9fu-bNkgIM3exGyJTCb5b1YypEO8rGj1jIGHs5a4E_/s320/model-leadership.gif" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5315493733100866466" border="0" /></a><br /><span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;">What is leadership?</span></span><br /><br />There have been many attempts to define leadership but it basically comes down to prompting or inspiring others into willing action to achieve a specific purpose.<br /><br />“Leadership is the ability to get others to do what they don’t want to do, and like it”.<br /><br />Harry S Truman<br /><br /><br /><span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;">Leadership: the obsidian model</span></span><br /><br />Throughout history there have been people who have demonstrated the ability to lead others. Sometimes they are appointed like political, military and sporting leaders and sometimes they emerge to meet some crisis or other situation. The Obsidian model of leadership looks at the constituent parts of leadership and also at the different leadership styles that are adopted by leaders.<br /><br />This is not to deny that some leaders have shown particular talents, skills or personal characteristics that have influenced the way they went about things, but this model looks at the basic characteristics of leadership.<br /><br />The Obsidian model of leadership looks at the constituent parts of leadership and also at the different leadership styles that are adopted by leaders.<br /><br />Obsidian consultants have a wealth of practical experience in leadership and are skilled at helping individuals to develop an approach to leadership that is the most effective for them.<br /><br /><br /><br /><span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;">The Obsidian Model</span></span><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Purpose</span><br /><br />Obsidian works with organisational leaders to identify:<br /><br /> * the key aims and objectives of the organisation<br /> * a vision of what has to be achieved<br /> * a plan to achieve it<br /> * how to bring people ‘on board’ to achieve it<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Performance</span><br /><br />“Effective leadership is not about making speeches or being liked: leadership is defined by results not attributes” Peter F Drucker.<br /><br />Obsidian helps with:<br /><br /> * the development of strategy to achieve what needs to be done<br /> * the impact of culture on the performance of the organisation<br /> * the effectiveness of change projects<br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;">People</span><br /><br />Obsidian specialise in two areas concerning the leadership of people:<br /><br /> * the effective engagement, motivation and commitment of people<br /> * development of the capability of people both individually and in teams<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Personality</span><br /><br />Leadership behaviours are influenced by three different aspects of personality:<br /><br /> * the inherent traits of the individual<br /> * the styles that they choose to adopt<br /> * the situations they face and what is required to deal with these<br /><br />Obsidian develop the awareness and understanding of different personality types through various means including personality profiling, 360o appraisals and individual coaching.<br /><br /><span style="font-style: italic;">Sumber: http://www.obsidian.co.uk/leadership.php</span>Unknownnoreply@blogger.com8tag:blogger.com,1999:blog-6385464965228912323.post-81340021296417193992009-03-20T20:59:00.000-07:002009-03-20T21:21:32.656-07:00Tanda-Tanda Kedewasaan Seorang Pemimpin<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmYI3KyYUnVZ_3ExPAsNHVcOvBdRXnXg5IZHkZmgdzHtOWkabO5b-kiBEZvZWAKDOobUSiRLCN5pRK9aAThCH4ckxrNxndft7WySrDe4IDctVWyDGCISBBLRVXqJZ_n4JNdIFms0UuPsxP/s1600-h/3344418528_72418ea483_o.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 245px; height: 209px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmYI3KyYUnVZ_3ExPAsNHVcOvBdRXnXg5IZHkZmgdzHtOWkabO5b-kiBEZvZWAKDOobUSiRLCN5pRK9aAThCH4ckxrNxndft7WySrDe4IDctVWyDGCISBBLRVXqJZ_n4JNdIFms0UuPsxP/s320/3344418528_72418ea483_o.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5315491206476551058" border="0" /></a><br /><span style="font-size:78%;"><span style="font-weight: bold;">Oleh Zainun Mu'tadin, SPsi., MSi.</span></span><br /><br />Istilah adult berasal dari bahasa latin yang diambil dari kata adultus berarti telah tumbuh menjadi kekuatan dan ukuran yang sempurna atau telah menjadi dewasa (Hurlock, 1992). Oleh karena itu seorang yang disebut dewasa adalah individu yang telah siap menerima kedudukan dalam masyarakat. Sedangkan kedewasaan atau kematangan adalah suatu keadaan bergerak maju ke arah kesempurnaan. Kedewasaan bukanlah suatu keadaan yang statis, tetapi merupakan suatu keadaan menjadi.... (a state of becoming).<br />Meski tidak ada seorangpun yang sanggup untuk bertindak dan bereaksi terhadap semua situasi dan semua aspek-aspek kehidupan, dengan kedewasaan yang penuh. Tapi bagaimanapun juga, dalam dunia kerja seorang pimpinan akan dituntut untuk menangani permasalahan-permasalahan secara lebih dewasa. Oleh karena itu, ia setidaknya harus memiliki beberapa ciri yang menunjukkan kedewasaan tersebut. Kesuksesan dan kegagalan seseorang untuk memimpin dan mengarahkan bawahannya akan sangat tergantung pada kedewasaan sikap dan tindakan yang akan diambilnya. Bagaimana bentuk kedewasaan yang dituntut untuk dimiliki tersebut? Dibawah ini akan diungkapkan beberapa kualitas yang seharusnya dimiliki seorang pimpinan agar ia dianggap dapat bersikap dewasa. Setiap kualitas yang satu menjadi kewajiban untuk mencapai kualitas yang lainnya, dan menjadi bagian dari diri sang pemimpin dalam menunaikan tugas sebagai seorang yang dianggap sudah dewasa penuh.<br /><br />Adapun ciri-ciri kedewasaan yang harus dimiliki oleh sorang pemimpin adalah sebagai berikut:<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Menghargai Orang Lain </span><br />Seorang pimpinan yang baik harus bekerja bersama dengan orang lain. Hal ini berarti bahwa ia harus bekerja dengan kekuatan- kekuatan, kelemahan-kelemahan, kesanggupan, dan kekurangan-kekurangan dari orang lain itu. Jika dia dewasa, dia akan menghargai perbedaan yang ada tersebut dan tidak akan mencoba untuk membentuk orang lain agar sesuai dengan keinginannya sendiri dan tidak memperalat bawahan untuk kepentingannya sendiri. Ia sanggup untuk menerima kenyataan yang ada, bahwa setiap orang memiliki andil terhadap hasil akhir suatu pekerjaan yang dikerjakan secara bersama-sama (teamwork).<br />Hal ini bukan berarti bahwa seorang pemimpin yang dewasa mempunyai hati yang lemah. Ia menerima orang lain, bukan berarti memanjakan mereka untuk selamanya termasuk jika kekurangan mereka (bawahan) akan mengganggu dan mempengaruhi tujuan secara keseluruhan. Seorang pimpinan yang dewasa harus mampu memberhentikan atau memecat seseorang yang tidak lagi memberikan sumbangan terhadap kemajuan atau kebaikan organisasi. Hal ini penting sebab merupakan suatu ketidakadilan bagi perusahaan dan orang lain jika orang yang tidak lagi mampu memberikan kontribusi masih tetap dipertahankan.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Sabar </span><br />Pemimpin yang dewasa dapat belajar menerima kenyataan bahwa untuk beberapa permasalahan memang tidak ada penyelesaian atau pemecahan yang mudah. Ia tidak akan dengan mudah menerima pemecahan masalah pertama yang disarankan. Ia akan menghargai fakta dan akan mengumpulkan sebanyak mungkin informasi sebelum memberi saran pemecahan. Bukan saja ia bersedia sabar, tetapi ia tahu benar perlunya beberapa alternatif untuk mengambil suatu keputusan dalam pemecahan masalah.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Penuh Daya Tahan </span><br />Semua mahluk hidup pasti pernah mengalami sakit, kesulitan dan kekecewaan. Begitupun dengan seorang pemimpin tidak akan pernah luput dari permasalahan seperti itu. Biarpun demikian seorang pemimpin yang dewasa akan bangkit lagi dan sehat lagi setelah diterpa kemalangan yang bertubi-tubi dengan harapan dan daya tahan yang dimilikinya. Ia akan berusaha jujur dan tidak akan berpura-pura semua keadaan baik-baik saja. Ia menerima kenyataan bahwa rasa sakit harus dipikul, kesalahan-kesalahan diperbaiki dan ia tidak akan membuang waktu untuk menyesali dan meratapi kesalahan yang sudah berlalu. Kegagalan akan meremukan dan menghancurkan orang yang lemah, sedangkan seorang dengan kepribadian dewasa akan mengambilnya sebagai pelajaran dari pengalaman yang sangat berharga.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Sanggup Mengambil Keputusan </span><br />Orang yang dewasa, disamping kesabaran dan ketabahannya untuk mencari pemecahan masalah, juga harus mampu untuk mengambil suatu keputusan, walaupun hanya menggunakan data atau informasi yang sangat minim, kurang lengkap atau masih kabur. Setelah menimbang fakta yang ada, ia akan segera menyadari bahwa dalam suatu waktu suatu tidakan harus segera diambil. Dengan menyadarkan dirinya terhadap keyakinan dirinya dan terhadap orang-orang disekitarnya ia harus sanggup untuk mengambil dan memikul resiko yang sudah diperhitungkan olehnya.<br />Peter Drucker pernah menyatakan bahwa masa depan tidak pernah ada kepastian, tetapi hanya ada kemungkinan-kemungkinan. Seorang pemimpin yang dewasa harus belajar menerima hal ini. Ia harus mampu untuk membuat keputusan-keputusan berdasarkan perkiraan-perkiraan atau kemungkinan-kemungkinan terbaik yang dapat diperoleh, sebab ia tahu jika menunggu untuk memperoleh kepastian yang menyeluruh maka keputusan yang diambil mungkin sudah terlambat.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Menyenangi Pekerjaan</span><br />Seseorang yang memiliki emosi yang sehat atau memiliki kepribadian dewasa akan mengetahui bagaimana menikmati pekerjaannya. Apapun jenis pekerjaannya seseorang yang dianggap dewasa akan jarang bermalas-malasan. Ia mengetahui bagaimana menemukan kepuasan dalam melakukan tugas dengan baik dan ia merasa bangga melaksanakan tugas tersebut. Para pemimpin yang dewasa akan memperoleh kepuasan dalam menangani suatu pekerjaan dan tidak menggagap pekerjaan sebagai beban hidup.<br />Bagi seorang yang berkepribadian dewasa pekerjaan sangat perlu untuk kelangsungan hidupnya sebagai seorang individu. Pekerjaan merupakan jalan bagi dirinya untuk mengungkapkan dirinya (aktualisasi diri). Dengan bekerja dirinya akan merasa terjamin untuk tidak berkubang dengan kecemasan-kecemasan dan permasalahan-permasalahan dirinya sendiri.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Menerima Tanggung Jawab </span><br />Orang yang tidak dewasa akan mengeluh dan menyesal tentang kegagalan yang mereka alami. Mereka akan merasa bahwa kegagalan yang mereka alami merupakan kesalahan orang lain dan nasib baik sedang menjauhi mereka. Untuk menghindari kegagalan, mereka cenderung untuk tidak menerima tanggung jawab. Sebaliknya bagi mereka yang berkepribadian dewasa segala kesuksesan dan kegagalan merupakan tanggungjawab diri sendiri. Mereka menyadari bahwa setiap orang memerlukan ketabahan dan kekuatan serta tempat berlindung pada saat-saat sulit, dan yang bertanggung jawab untuk menangani hal tersebut adalah diri sendiri<br />Percaya pada orang lain/kekuatan lain seperti dukun, pimpinan, nasib baik, dll, untuk memecahkan masalah merupakan suatu tanda ketidakdewasaan. Kepercayaan terhadap kekuatan diri sendiri dan berani menerima tanggung jawab dalam kehidupan sangat penting untuk menimbulkan rasa aman dan kebahagiaan.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Percaya Pada Diri Sendiri </span><br />Seorang pimpinan yang dewasa akan menyambut baik partisipasi orang lain, walaupun menyangkut pengambilan keputusan yang sulit. Hal tersebut terjadi karena mereka sangat yakin dan percaya terhadap kemampuan mereka sendiri sehingga tidak ada rasa takut untuk berkompetisi. Mereka akan mudah melihat dan mengenal bahwa orang lain yang memiliki ide-ide dan fikiran yang berharga. Bagi mereka kekuatan orang lain hanya akan menjadi ancaman bagi orang yang tidak merasa aman, dan yang tidak ada kepercayaan terhadap dirinya sendiri.<br />Seorang pimpinan yang dewasa akan memperoleh kepuasan berdasarkan prestasi yang dilakukan oleh bawahannya. Ia akan merasa bangga dalam keyakinan dan kesadaran bahwa bawahannya adalah tanggung jawabnya. Sebaliknya bagi seorang pimpinan yang tidak dewasa akan merasa sebagai suatu hal yang pahit dan menyakitkan apabila diberikan situasi yang serupa.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Memiliki Rasa Humor </span><br />Tertawa adalah sehat. Orang yang dewasa atau matang setuju dengan ucapan itu. Namun demikian orang yang dewasa tidak akan membuat orang tertawa dengan cara merugikan atau melukai perasaan orang lain. Mereka juga tidak akan tertawa jika orang lain dalam keadaan susah atau terluka perasaannya.<br />Orang yang sehat emosinya akan selalu mengingat bahwa humor itu harus baik sifatnya dan menyebarkan kebahagiaan bagi yang mendengarkannya. Orang yang dewasa akan menggunakan humor bukan sebagai alat pemukul atau menjatuhkan orang lain, tetapi sebagai alat untuk melicinkan suasana dan mengendorkan ketegangan.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Memiliki Kepribadian yang Utuh </span><br />Orang yang dewasa, bukanlah orang yang membuang-buang dan menyia-nyiakan energinya dengan memakai dan menggerakkan seluruh energinya ke berbagai arah yang tidak menentu, bahkan sering bertentangan arah. Pada umumnya mereka adalah orang yang teratur dan sudah terorganisir serta dapat menangani problemnya dengan efektif. Mereka bukan orang yang mudah beralih perhatian atau menyimpang dari rencana oleh karena keinginan-keinginan yang muncul dengan tiba-tiba, tetapi mereka dapat dengan mudah beralih dari kegiatan yang satu ke kegiatan yang lain tanpa kebingunagan dan kekacauan.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Seimbang </span><br />Seorang pemimpin yang dewasa akan hidup dalam suatu kehidupan yang seimbang. Ia merasa bangga menjadi bagian dari perusahaan dan tahu persis posisi dan peranannya di dalam perusahaan. Ia pintar menempatkan diri sehingga tidak menyulitkan dirinya dan perusahaan. Ia sanggup untuk bekerja keras dan selalu siap mengatasi tekanan yang diterimanya serta dapat menikmati masa senggangnya dengan baik.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Menerima Diri Sendiri </span><br />Para pemimpin yang efektif mempunyai pandangan dan penilaian yang baik terhadap kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan yang dimilikinya. Pada kenyataannya hal ini sangat menentukan kesuksesan seorang pemimpin. Namun hanya pemimpin yang memiliki kedewasaan yang dapat memilih dan mengumpulkan pembantu-pembantu dan orang-orang dekatnya untuk saling menutupi kekurangan dan kelemahan. Karena ia dapat melihat dan menilai diri sendiri dengan baik secara objektif dan realistis, maka ia akan sanggup untuk menggunakan kelebihan dan bakatnya secara efektif. Ia juga akan terbebas dari rasa frustrasi yang mungkin timbul karena kegagalan mencapai suatu hal yang diluar kemampuan dirinya.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Memiliki Prinsip yang Kuat </span><br />Banyak pemimpin yang sungguh-sungguh melihat perusahaan sebagai suatu mahluk hidup yang harus dijaga dan dipelihara. Mereka memandang dirinya sebagai pengawal bagi keselamatan dan kebaikan perusahaan. Mereka menganggap dirinya berperan sebagai pengasuh dan pelindung perusahaan yang kemudian meneruskan dan menyerahkan pengawalan dan fungsi mengasuh tersebut kepada penerusnya.<br />Hal tersebut pula yang menjelaskan mengapa pemimpin tidak akan segan-segan untuk bersikap keras dan tegas dalam menghadapi orang lain bila menyangkut keselamatan dan kelangsungan hidup perusahaan. Mereka memegang teguh prinsip-prinsip yang telah ditanamkan dalam perusahaan dan tidak akan kenal kata menyerah jika dihadapkan paa soal hidup matinya perusahaan.Unknownnoreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-6385464965228912323.post-57220198229191975622009-03-20T20:55:00.000-07:002009-03-20T20:28:41.395-07:00Persyaratan Seorang Pemimpin<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsDwrIme5BDuYEWk50MZFppMSNkFo5lYNYPN8sH8xgNP2PrrTcIqQx3-VS2PdpacGsp8f4tkDCN0RUyDopzJyWIC4sr9xZtR6EZlQNGTx25lSIcLDHeBZf8E96z-XvXiPhzHyybLj8qxNh/s1600-h/015316877.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 221px; height: 234px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsDwrIme5BDuYEWk50MZFppMSNkFo5lYNYPN8sH8xgNP2PrrTcIqQx3-VS2PdpacGsp8f4tkDCN0RUyDopzJyWIC4sr9xZtR6EZlQNGTx25lSIcLDHeBZf8E96z-XvXiPhzHyybLj8qxNh/s320/015316877.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5315473545170388946" border="0" /></a><br /><div style="text-align: center;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;"></span></span><span style="font-weight: bold;"><span style="font-size:130%;">Makalah Kelompok III</span><br /><span style="font-weight: bold;">Mata Kuliah Kepemimpinan<br />Jurusan Ilmu Administrasi<br />FISIPUH<br />Tentang "Persyaratan Seorang Pemimpin"</span></span><br /><br />Anggota Kelompok III<br /><br />ASMAR RIYANDY (E 211 07 067)<br />DARWIS (E 211 07 069)<br />LA ODE M. AYNUL IKHSAN (E 211 07 071)<br />DIAN FURQANI (E 211 07 073)<br /><br /><br /><br /><span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;"></span></span></div><span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;"><br /><br />PENDAHULUAN</span></span><br /></div><br /><br />Kepemimpinan atau leadership adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang-orang lain agar bekerjasama sesuai dengan rencana demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian kepemimpinan memegang peranan yang sangat penting dalam manajemen, bahkan dapat dinyatakan, kepemimpinan adalah inti dari managemen.<br />Di dalam kenyataan, tidak semua orang yang menduduki jabatan pemimpin memiliki kemampuan untuk memimpin atau memiliki ‘kepemimpinan’, sebaliknya banyak orang yang memiliki bakat kepemimpinan tetapi tidak pernah mendapat kesempatan untuk menjadi pemimpin dalam arti yang sebenarnya. Sedang pengertian ‘kepala’ menunjukan segi formal dari jabatan pemimpin saja, maksudnya secara yuridis-formal setiap orang dapat saja diangkat mengepalai sesuatu usaha atau bagian (berdasarkan surat keputusan atau surat pengangkatan), walaupun belum tentu orang yang bersangkutan mampu menggerakan mempengaruhi dan membimbing bawahannya serta (memimpin) memiliki kemampuan melaksanakan tugas-tugas untuk mencapai tujuan.<br /><br /><br /><br /><div style="text-align: center;"><span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;">PEMBAHASAN</span></span><br /></div><br /><br /><span style="font-weight: bold;">PERSYARATAN PEMIMPIN</span><br /><br />Karena seorang pemimpin bertugas menggerakan orang-orang yang dipimpinnya, maka sudah barang tentu ia harus memiliki sifat-sifat yang lebih dari orang-orang yang dipimpinnya. Banyaknya sifat-sifat ideal yang dituntut bagi seorang pemimpin berbeda-beda menurut bidang kegiatan, jenis atau tipe kepemimpinan, tingkatan dan bahkan juga latar belakang budaya dan kebangsaan. Untuk memperoleh perbandingan yang luas berikut ini akan diuraikan sifat-sifat atau syarat-syarat kepemimpinan yang diajukan oleh beberapa ahli, pemuka masyarakat, dan bahkan berdasarkan tradisi masyarakat tertentu.<br />Menurut Dr. Roeslan Abdulgani seorang pemimpin harus memiliki kelebihan dalam 3 hal dari orang-orang yang dipimpinnya :<br />- Kelebihan dalam bidang ratio.<br />Artinya seseorang pemimpin harus memiliki pengetahuan tentang tujuan dan asas organisasi yang dipimpinnya. Memiliki pengetahuan tentang cara-cara untuk menjalankan organisasi secara efisien. Dan dapat memberikan keyakinan kepada orang-orang yang dipimpin ke arah berhasilnya tujuan.<br />- Kelebihan dalam bidang rohaniah.<br />Artinya seorang pemimpin harus memiliki sifat-sifat yang memancarkan keluhuran budi, ketinggian moral, dan kesederhanaan watak.<br />-Kelebihan dalam bidang lahiriah/jasmaniah.<br />Artinya dengan kelebihan ketahanan jasmaniah ini seorang pemimpin akan mampu memberikan contoh semangat dan prestasi kerja sehari-hari yang baik kepada orang-orang yang dipimpin.<br />Terry menyebutkan adanya 8 buah syarat yang harus dipenuhi oleh seorang pemimpin yang baik, yaitu memiliki:<br />1. Kekuatan atau energi<br />Seorang pemimpin harus memiliki kekuatan lahiriah dan rokhaniah sehingga mampu bekerja keras dan banyak berfikir untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.<br />2. Penguasaan emosional<br />Seorang pemimpin harus dapat menguasai perasaannya dan tidak mudah marah dan putus asa.<br />3. Pengetahuan mengenai hubungan kemanusiaan<br />Seorang pemimpin harus dapat mengadakan hubungan yang manusiawi dengan bawahannya dan orang-orang lain, sehingga mudah mendapatkan bantuan dalam setiap kesulitan yang dihadapinya.<br />4. Motivasi dan dorongan pribadi, yang akan mampu menimbulkan semangat, gairah, dan ketekunan dalam bekerja.<br />5. Kecakapan berkomunikasi: kemampuan menyampaikan ide, pendapat serta keinginan dengan baik kepada orang lain, serta dapat dengan mudah mengambil intisari pembicaraan.<br />6. Kecakapan mengajar pemimpin yang baik adalah guru yang mampu mengajar dan memberikan teladan dan petunjuk-petunjuk, menerangkan yang belum dengan gambaran jelas serta memperbaiki yang salah.<br />7. Kecakapan bergaul: dapat mengetahui sifat dan watak orang lain melalui pergaulan agar dengan mudah dapat memperoleh kesetiaan dan kepercayaan. Sebaiknya bawahan juga bersedia bekerja dengan senang hati dan sukarela untuk mencapai tujuan.<br />8. Kemampuan teknis kepemimpinan: mengetahui azas dan tujuan organisasi. Mampu merencanakan, mengorganisasi, mendelegasikan wewenang, mengambil keputusan, mengawasi, dan lain-lain untuk tercapainya tujuan. Seorang pemimpin harus menguasai baik kemampuan managerial maupun kemampuan teknis dalam bidang usaha yang dipimpinnya.<br />Dalam amanatnya mengenai masalah kepemimpinan berdasarkan falsafah Panca Sila, Jenderal Soeharto menyimpulkan beberapa sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin,<br />1. Ketuhanan Yang Maha Esa, yaitu kesadaran beragama dan beriman teguh<br />2. Hing ngarsa sung tulada, yaitu memberi suri-tauladan yang baik di hadapan anak buah.<br />3. Hing madya mangun karsa, yaitu bergiat dan menggugah semangat di tengah-tengah masyarakat (anak buah).<br />4. Tut Wuri handayani, yaitu memberi pengaruh baik dan mendorong dari belakang kepada anak buah.<br />5. Waspada purba wisesa, yaitu mengawasi dan berani mengoreksi anak buah.<br />6. Ambeg parama arta, yaitu memilih dengan tepat mana yang harus didahulukan.<br />7. Prasaja, yaitu bertingkah laku yang sederhana dan tidak berlebih-lebihan<br />8. Satya, yaitu sikap loyal timbal balik dari atasan terhadap bawahan, dari bawahan terhadap atasan dan juga ke samping.<br />9. Hemat, yaitu kesadaran dan kemampuan membatasi penggunaan dan pengeluaran segala sesuatu untuk keperluan yang benar-benar penting.<br />10. Sifat terbuka, yaitu kemauan, kerelaan, keikhlasan, dan keberanian untuk mempertanggung jawabkan tindakan-tindakannya.<br />11. Penerusan, yaitu kemauan, kerelaan, dan keikhlasan untuk pada saatnya menyerahkan tugas dan tanggung jawab serta kedudukan kepada generasi muda guna diteruskannya.<br /><br />Dari dunia pewayangan dan pustaka lama pun, seringkali dapat kita pelajari sifat-sifat yang wajib dimiliki oleh seorang pemimpin. Misalnya seperti yang diajarkan oleh Resi Abiyasa kepada ksatriya Arjuna dalam kisah-kisah Mahabarata: Heneng, Hening, Heling, dan Hawas:<br />- Heneng artinya tenang<br />Seorang pemimpin harus memiliki sifat tenang dalam menghadapi segala persoalan. Jika mudah gelisah maka anak buah pun akan menjadi gelisah. Dengan ketenangan segala persoalan akan lebih mudah dihadapai.<br />- Hening artinya cipta<br />Seorang pemimpin harus memiliki ide, prakarsa, dan kreatif.<br />- Heling artinya ingat atau sadar<br />Seorang pemimpin harus selalu ingat kepada orang-orang yang dipimpinnya atau kepada rakyat.<br />-Hawas artinya waspada<br />Seorang pemimpin harus selalu waspada terhadap segala sesuatu yang mungkin terjadi.<br />Selanjutnya berikut ini 8 sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin sebagaimana diajarkan oleh Sri Rama kepada Wibisana ketika hendak menjadi raja di Alengka menggantikan Rahwana kakaknya. Dalam dunia pewayangan ke-8 sikap atau laku ini disebut dengan ‘Hasta Brata’, meliputi :<br />- Surya Brata<br />Surya artinya matahari. Maksudnya seorang pemimpin harus memiliki sifat seperti matahari yang dapat memberikan penerangan kepada dunia. Pemimpin harus mampu memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan organisasi. Cakap berkomunikasi dan mengajar bawahan untuk menjelaskan segala yang belum dimengerti.<br /><br /><br />- Bayu Brata<br />Bayu artinya angin, yang memberikan kesejukan kepada siapapun saat udara panas. Seorang pemimpin harus mengetahui dan memahami perasaan dan kehendak serta pikiran anak buah, bersikap ramah tamah dan memiliki budi yang tinggi, sehingga dapat memberikan kesejukan kepada segenap bawahannya.<br />- Indra Brata<br />Indra artinya hujan, yang memberikan kesuburan. Maksudnya seorang pemimpin harus dapat mengusahakan dan menjamin kesejahteraan lahir dan batin orang-orang yang dipimpinnya.<br />- Dhana Brata<br />Dhana artinya harta atau kekayaan. Seorang pemimpin harus dapat menggunakan harta kekayaan sebaik-baiknya untuk kepentingan bersama dan bukan hanya untuk kepentingan sendiri. Sebaliknya pemimpin bahkan harus memberikan contoh sikap hidup dan cara hidup yang sederhana.<br />- Sasi Brata<br />Sasi artinya bulan, yang dapat membuat senang siapa saja yang menatapnya. Seorang pemimpin harus memiliki sifat-sifat yang membuat dirinya disenangi oleh orang-orang yang dipimpinnya. Hal ini dapat diwujudkan dengan cara pemimpin menyenangi dan menghargai bawahannya (anak buah)<br />- Yama Brata<br />Yama artinya jiwa. Pemimpin harus tegas dalam menegakan keadilan seperti halnya Dewa Yama yang tanpa ragu-ragu dan tanpa pandang bulu mencabut jiwa (jika perlu) mereka yang salah. Siapa yang salah wajib dikenai hukuman yang setimpal dengan menegakan keadilan.<br />- Pasa Brata<br />Pasa adalah senjata dewa Baruna yang tak pernah meleset mengenai sasarannya. Maksudnya dalam mengambil keputusan seorang pemimpin harus berdasarkan pertimbangan dengan melihat fakta-fakta, bijaksana, sehingga tepat mengenai sasarannya.<br />- Agni Brata<br />Agni artinya api, artinya seorang pemimpin harus memiliki sifat seperti api yang memberikan kehangatan kepada anak buah, membangkitkan semangat bekerja yang berapi-api.<br /><br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;">BEKAL MINIMAL SEORANG PEMIMPIN</span><br /><br />Menjadi seorang pemimipin itu tidak mudah. Kalau untuk menjadi pemimpin yang asal-asalan memang tidak dituntut syarat tertentu/minimal. Seorang pemimpin semestinya memiliki bekal-bekal minimal sebagai berikut:<br />a. Memiliki Kharisma<br />Menjadi pemimpin itu tidak mudah. Tidak semudah yang dibayangkan orang. Ia harus siap secara intelektual dan moral. Karena ia akan menjadi figur yang diharapkan banyak orang / bawahan. Perilakunya harus menjadi teladan / patut diteladani. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai kemampuan diatas kemampuan rata-rata bawahannya. Singkatnya: seorang pemimipin harus mempunyai karisma. Karakteristik pemimpin yang punya karisma adalah:<br />1. Perilakunya terpuji<br />2. Jujur dan dapat dipercaya<br />3. Memegang komitmen<br />4. Konsisten dengan ucapan<br />5. Memiliki moral agama yang cukup.<br /><br />b. Memiliki Keberanian<br />Tidak lucu bila seorang pemimpin tidak memiliki keberanian. Minimal keberanian berbicara, mengemukakan pendapat, beradu argumentasi dan berani membela kebenaran. Secara lebih khusus keberanian itu ditunjukkan dalam komitmen berani membela yang benar, memegang tegug pada pendirian yang benar, tidak takut gagal, berani ambil resiko, dan berani bertanggungjawab.<br /><br />c. Memiliki kemampuan mempengaruhi orang lain<br />Salah satu ciri bahwa seseorang memiliki jiwa kepemimpinan adalah kemampuannya mempengaruhi seseorang untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dengan kemampuannya berkomunikasi, ia dapat mempengaruhi orang lain. Adapun cara-cara untuk mempengaruhi orang lain antara lain:<br />1. Membuat orang lain merasa penting<br />2. Membantu kesulitan orang lain<br />3. Mengemukakan wawasan dengan cara pandang yang positif<br />4. Tidak merendahkan orang lain<br />5. Memiliki kelebihan atau keahlian.<br /><br />d. Mampu Membuat Strategi<br />Seorang pemimpin semestinya identik dengan seorang ahli strategi. Maju-mundurnya perusahaan, gagal-berhasilnya suatu organisasi, banyak ditentukan oleh strategi yang dirancang oleh pimpinan perusahaan atau pimpinan organisasi. Adapun kriteria seorang pemimpin yang mampu menyusun strategi:<br />1. Menguasai medan<br />2. Memiliki wawasan luas<br />3. Berpikir cerdas<br />4. Kreatif dan inovatif<br />5. Mampu melihat masalah secara komprehensif<br />6. Mampu menyusun skala prioritas<br />7. Mampu memprediksi masa depan.<br /><br />e. Memiliki Moral yang Tinggi<br />Banyak orang berpendapat bahwa moralitas merupakan ukuran berkualitas atau tidaknya hidup seseorang. Apalagi seorang pemimpin yang akan menjadi panutan. Seorang pemimpin adalah seorang panutan yang secara moral dapat dipertanggungjawabkan. Tanda-tanda seorang pemimpin yang bermoral tinggi:<br />1. Tidak menyakiti orang lain<br />2. Menghargai siapa saja<br />3. Bersikap santun<br />3. Tidak suka konflik<br />4. Tidak gegabah<br />5. Tidak mau memiliki yang bukan haknya<br />6. Perkataannya terkendali dan penuh perhitungan<br />7. Perilakunya mampu dijadikan contoh.<br /><br />f. Mampu menjadi Mediator<br />Seorang pemimpin yang bijak mampu bertindak adil dan berpikir obyektif. Dua hal tersebut akan menunjang tugas pimpinan untuk menjadi seorang mediator. Syarat seorang mediator meliputi beberapa kriteria:<br />1. Berpikir positif<br />2. Setiap ada masalah selalu berada di tengah<br />3. Memiliki kemampuan melobi<br />4. Mampu mendudukkan masalah secara proporsional<br />5. Mampu membedakan kepentingan pribadi dan kepentingan umum.<br /><br />g. Mampu menjadi Motivator<br />Hubungan seorang pemimpin dengan motivasi yaitu seorang pemimpin adalah sekaligus seorang motivator. Demikianlah memang seharusnya. Pimpinan adalah titik sentral dan titik awal sebuah langkah akan dimulai. Motivasi akan lahir jika pimpinan menyadari fungsinya sebagai motivator. Tanda-tanda seorang pemimpin menyadari fungsinya sebagai motivator:<br />1. Memiliki kepedulian kepada orang lain<br />2. Mampu menjadi pendengar yang baik<br />3. Mengajak kepada kebaikan<br />4. Mampu meyakinkan oranglain<br />5. Berusaha mengerti keinginan orang lain.<br /><br />h. Memiliki Rasa Humor<br />Akan lebih mudah seorang pemimpin melaksanakan tugas kepemimpinannya - jika didukang sifat humoris pimpinan - memiliki humor yang tinggi. Kata orang humor lebih penting dari kenaikan gaji. Termasuk kategori pemimpin yang memiliki rasa humor adalah sebagai berikut:<br />1. Murah senyum<br />2. Mampu memecahkan kebekuan suasana<br />3. Mampu menciptakan kalimat yang menyegarkan<br />4. Kaya akan cerita dan kisah-kisah lucu<br />5. Mampu menempatkan humor pada situasi yang tepat.<br /><br /><br /><br /><div style="text-align: center;"><span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;">PENUTUP</span><br /></span></div><br /><br />Dari bandingan-bandingan yang diberikan di atas, tampak betapa tinggi sifat-sifat atau syarat-syarat yang dituntut bagi seorang pemimpin. Di dalam kenyataan memang tidak mudah bagi seorang pemimpin untuk memenuhi sifat-sifat tersebut secara sempurna.Unknownnoreply@blogger.com38tag:blogger.com,1999:blog-6385464965228912323.post-58832110145177637032009-03-20T19:45:00.000-07:002009-03-20T20:09:49.590-07:00Definisi Pemimpin<div style="text-align: left;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzF47e3zciLR0SYXqzRcENEU8fUQTf4nLfN3I_bdefIhNfNxHVtTG0nZgx8ACB789vCALd3oj294BvTNRYr_wIVTPE0QMOgJe5SGlMUPnmrowW38Y22OVwKZ_N60vK7RzWLaTv7Na-AWpg/s1600-h/015316875.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 209px; height: 152px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzF47e3zciLR0SYXqzRcENEU8fUQTf4nLfN3I_bdefIhNfNxHVtTG0nZgx8ACB789vCALd3oj294BvTNRYr_wIVTPE0QMOgJe5SGlMUPnmrowW38Y22OVwKZ_N60vK7RzWLaTv7Na-AWpg/s320/015316875.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5315471680786361330" border="0" /></a>Definisi pemimpin menurut para ahli dan dalam beberapa kamus modern diantaranya :<br /></div><br /><span style="font-weight: bold;">1. Ahmad Rusli dalam kertas kerjanya Pemimpin Dalam Kepimpinan Pendidikan (1999)</span><br />Menyatakan pemimpin adalah individu manusia yang diamanahkan memimpin subordinat (pengikutnya) ke arah mencapai matlamat yang ditetapkan.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">2. Miftha Thoha dalam bukunya Prilaku Organisasi (1983 : 255)</span><br />Pemimpin adalah seseorang yang memiliki kemampuan memimpin, artinya memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain atau kelompok tanpa mengindahkan bentuk alasannya.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">3. Kartini Kartono (1994 . 33)</span><br />Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan khususnya kecakapan dan kclebihan disatu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, demi pencapaian satu atau beberapa tujuan.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">4. C. N. Cooley (1902)</span><br />Pemimpin itu selalu merupakan titik pusat dari suatu kecenderungan, dan pada kesempatan lain, semua gerakan sosial kalau diamati secara cermat akan akan ditemukan kecenderungan yang memiliki titik pusat.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">5. Henry Pratt Faiechild dalam Kartini Kartono (1994 : 33)</span><br />Pemimpin dalam pengertian ialah seorang yang dengan jalan memprakarsai tingkah laku sosial dengan mengatur, mengarahkan, mengorganisir atau mengontrol usaha/upaya orang lain atau melalui prestise, kekuasaan dan posisi. Dalam pengertian yang terbatas, pemimpin ialah seorang yang membimbing, memimpin dengan bantuan kualitas-kualitas persuasifnya dan akseptansi/ penerimaan secara sukarela oleh para pengikutnya.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">6. Sam Walton</span><br />Pemimpin besar akan berusaha menanamkan rasa percaya diri pada para pendukung. Jika orang memiliki percaya diri tinggi, maka kita akan terkejut pada hasil luar biasa yang akan mereka raih.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">7. Ahmad Rusli dalam kertas kerjanya Pemimpin Dalam Kepimpinan Pendidikan (1999)</span><br />Pemimpin adalah individu manusia yang diamanahkan memimpin subordinat (pengikutnya) ke arah mencapai matlamat yang ditetapkan.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">8. Rosalynn Carter</span><br />“Seorang pemimpin biasa membawa orang lain ke tempat yang ingin mereka tuju”. Seorang pemimpin yang luar biasa membawa para pendukung ke tempat yang mungkin tidak ingin mereka tuju, tetapi yang harus mereka tuju.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">9. John Gage Allee</span><br />Leader…a guide;a conductor; a commander” (pemimpin itu ialah pemandu, penunjuk, penuntun; komandan).<br /><br /><span style="font-weight: bold;">10. Jim Collin</span><br />Mendefinisikan pemimpin memiliki beberapa tingkatan, terendah adalah pemimipin yang andal, kemudian pemimpin yang menjadi bagian dalam tim, lalu pemimpin yang memiliki visi, tingkat yang paling tinggi adalah pemimpin yang bekerja bukan berdasarkan ego pribadi, tetapi untuk kebaikan organisasi dan bawahannya.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">11. </span><span style="font-weight: bold;"><span style="font-weight: bold;">Modern Dictionary Of Sociology (1996)</span><br /></span>Pemimpin (leader) adalah seseorang yang menempati peranan sentral atau posisi dominan dan pengaruh dalam kelompok (a person who occupies a central role or position of dominance and influence in a group).<br /><br /><span style="font-weight: bold;">12. </span><span style="font-weight: bold;">C.N. Cooley dalam “ The Man Nature and the Social Order’</span><br />Pemimpin itu selalu merupakan titik pusat dari suatu kecenderungan, dan sebaliknya, semua gerakan sosial, kalau diamat-amati secara cermat, akan ditemukan didalamnya kecenderungan-kecenderungan yang mempunyai titik pusat.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">13. </span><span style="font-weight: bold;">I. Redl dalam “Group Emotion and Leadership”.</span><br />Pemimpin adalah seorang yang menjadi titik pusat yang mengintegrasikan kelompok.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">14. </span><span style="font-weight: bold;">J.I. Brown dalam “ Psychology and the Social Order”.</span><br />Pemimpin tidak dapat dipisahkan dengan kelompok, tetapi dapat dipandang sebagai suatu posisi yang memiliki potensi yang tinggi dibidangnya.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">15. Kenry Pratt Fairchild dalam “Dictionary of Sociologi and Related Sciences”.</span><br />Pemimpin dapat dibedakan dalam 2 arti :<br />- Pemimpin arti luas, seorang yang memimpin dengan cara mengambil inisiatif tingkah laku masyarakat secara mengarahkan, mengorganisir atau mengawasi usaha-usaha orang lain baik atas dasar prestasi, kekuasaan atau kedudukan.<br />- Pemimpin arti sempit, seseorang yang memimpin dengan alat-alat yang menyakinkan, sehingga para pengikut menerimanya secara suka rela.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">16. Dr. Phil. Astrid S. Susanto</span><br />Pemimpin adalah orang yang dianggap mempunyai pengaruh terhadap sekelompok orang banyak.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">17. Ensiklopedia Administrasi (disusun oleh staf Dosen Balai Pembinaan Administrasi Universitas Gadjah Mada)</span><br />Pemimpin (Leader) adalah orang yang melakukan kegiatan atau proses mempengaruhi orang lain dalam suatu situasi tertentu, melalui proses komunikasi, yang diarahkan guna mencapai tujuan/tujuan-tujuan tertentu.<br /><br />Kita dapat saja berbeda dari beberapa pandangan di atas dalam memaknai konsep pemimpin, namun yang dapat penulis simpulkan bahwa dari rumusan diatas secara umum, pemimpin adalah seseorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi individu dan/atau sekelompok orang lain untuk bekerja sama mencapai tujuan yang telah ditentukan.<br /><br />Jika anda mempunyai pendapat tentang konsep pemimpin atau punya koleksi definisi pemimpin dari ahli, silahkan tinggalkan komentar atau kirim <a href="http://www.blogger.com/hido1803@gmail.com">disini.</a>Unknownnoreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-6385464965228912323.post-13726625794053855182009-03-20T19:00:00.000-07:002009-03-20T20:03:23.077-07:00Definisi Kepemimpinan<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiA41qXUB7JWqkGwFfWQhpqTCGaxe1M7pj_CXWBO3FWbQMSENJMwQMlt_CAHBzZgKc0PXFE8s_iIv2kyb7WkufrRDRKDTCM9qR8OVCHW-5_gOY_hNQCPPD_UsizfbHWNEdnGzHMbelEc-6L/s1600-h/015316874.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 236px; height: 188px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiA41qXUB7JWqkGwFfWQhpqTCGaxe1M7pj_CXWBO3FWbQMSENJMwQMlt_CAHBzZgKc0PXFE8s_iIv2kyb7WkufrRDRKDTCM9qR8OVCHW-5_gOY_hNQCPPD_UsizfbHWNEdnGzHMbelEc-6L/s320/015316874.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5315471023991664610" border="0" /></a><br />Berikut ini beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli mengenai definisi kepemimpinan :<br /><br /><span style="font-weight: bold;">1. George R. Terry (yang dikutip dari Sutarto, 1998 : 17)</span><br />Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">2. <a href="http://kepemimpinan-fisipuh.blogspot.com/2009/03/ordway-tead-1891-1973.html">Ordway Tead</a> (1929)</span><br />Kepemimpinan sebagai perpaduan perangai yang memungkinkan seseorang mampu mendorong pihak lain menyelesaikan tugasnya.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">3. Rauch & Behling (1984)</span><br />Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas-aktifitas sebuah kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan.<br /><br /><strong><marquee></marquee></strong><span style="font-weight: bold;">4. Katz & Kahn (1978)</span><strong></strong><br />Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada, dan berada diatas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan-pengarahan rutin organisasi.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">5. Hemhill & Coon (1995)</span><br />Kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang memimpin aktifitas-aktifitas suatu kelompok kesuatu tujuan yang ingin dicapai bersama (shared goal).<br /><br /><span style="font-weight: bold;">6. William G.Scott (1962)</span><br />Kepemimpinan adalah sebagai proses mempengaruhi kegiatan yang diorganisir dalam kelompok di dalam usahanya mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">7. Stephen J.Carrol & Henry L.Tosj (1977)</span><br />Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang-orang lain untuk melakukan apa yang kamu inginkan dari mereka untuk mengerjakannya.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">8. <a href="http://kepemimpinan-fisipuh.blogspot.com/2009/03/dr-thomas-gordon-1918-2002.html">Dr. Thomas Gordon</a> “ Group Centered Leadership”. A way of releasing creative power of groups.</span><br />Kepemimpinan dapat dikonsepsualisasikan sebagai suatu interaksi antara seseorang dengan suatu kelompok, tepatnya antara seorang dengan anggota-anggota kelompok setiap peserta didalam interaksi memainkan peranan dan dengan cara-cara tertentu peranan itu harus dipilah-pilahkan dari suatu dengan yang lain. Dasar pemilihan merupakan soal pengaruh, pemimpin mempengaruhi dan orang lain dipengaruhi.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">9. Tannenbaum, Weschler,& Massarik (1961)</span><br />Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, yang dijalankan dalam situasi tertentu, serta diarahkan melalui proses komunikasi, kearah pencapaian satu atau beberapa tujuan tertentu.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">10. P. Pigors (1935)</span><br />Kepemimpinan adalah suatu proses saling mendorong melalui keberhasilan interaksi dari perbedaan perbedaan individu, mengontrol daya manusia dalam mengejar tujuan bersama.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">11. Kartini Kartono (1994 : 48)</span><br />Kepemimpinan itu sifatnya spesifik, khas, diperlukan bagi satu situasi khusus. Sebab dalam suatu kelompok yang melakukan aktivitas¬aktivitas tertentu, dan mempunyai suatu tujuan serta peralatan¬peralatan yang khusus. Pemimpin kelompok dengan ciri-ciri karakteristik itu merupakan fungsi dari situasi khusus.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">12. G. U. Cleeton dan C.W Mason (1934)</span><br />Kepemimpinan menunjukan kemampuan mempengaruhi orang-orang dan mencapai hasil melalui himbauan emosional dan ini lebih baik dibandingkan dengan penggunaan kekuasaan.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">13. Locke & Associates (1997)</span><br />Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai proses membujuk (inducing) orang-orang lain untuk mengambil langkah menuju sasaran bersama .<br /><br /><span style="font-weight: bold;">14. John W. Gardner (1990) </span><br />Kepimpinan sebagai proses Pemujukan di mana individu-individu meransang kumpulannya meneruskan objektif yang ditetapkan oleh pemimpin dan dikongsi bersama oleh pemimpin dan pengikutnya.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">15. Theo Haiman & William G.Scott (1974)</span><br />Kepemimpinan adalah proses orang-orang diarahkan ,dipimpin, dan dipengaruhi dalam pemilihan dan pencapaian tujuan.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">16. Duben (1954)</span><br />Kepemimpinan adalah aktifitas para pemegang kekuasaan dan membuat keputusan.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">17. F.A.Nigro(1965)</span><br />Inti kepemimpinan adalah mempengaruhi kegiatan orang-orang lain.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">18. Reed (1976)</span><br />Kepimpinan adalah cara mempengaruhi tingkah laku manusia supaya perjuangan itu dapat dilaksanakan mengikut kehendak pemimpin.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">19. G.L.Feman & E.K.aylor (1950)</span><br />Kepemimpinan adalah kemampuan untuk menciptakan kegiatan kelompok mencapai tujuan organisasi dengan efektifitas maksimum dan kerjasama dari tiap-tiap individu.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">20. James M. Black (1961)</span><br />Kepemimpinan adalah kemampuan yang sanggup meyakinkan orang lain supaya bekerjasama dibawah pimpinannya sebagai suatu tim untuk mencapai tujuan tertentu.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">21. Harold Koontz (1989) </span><br />Pengaruh, seni,atau proses mempengaruhi orang-orang sehingga mereka akan berusaha mencapai tujuan kelompok dengan kemauan dan antusiasme.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">22. </span><span style="font-weight: bold;">R.K. Merton “ The Social Nature of Leadership”, American Journal of Nuns, 1969.</span><br />Kepemimpinan sebagai suatu hubungan antar pribadi dalam mana pihak lain mengadakan penyesuaian karena mereka berkeinginan untuk itu, bukannya karena mereka harus berbuat demikian.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">23. </span><span style="font-weight: bold;">P. Pigors “Ledearship and Domination”</span><br />Kepemimpinan adalah suatu proses saling mendorong yang mengontrol daya manusia dalam mengejar tujuan bersama, melalui interaksi yang berhasil dari perbedaan-perbedaan individual.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">24. </span><span style="font-weight: bold;">Keth Davis “Human Relations at Work”</span><br />Kepemimpinan sebagai faktor manusiawi yang mengikat suatu kelompok menjadi satu dengan memotivasinya kearah tujuan-tujuan.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">25. Ordway Tead “ The Technigue of Creative Leadershif in Human Nature and Management”.</span><br />Kepemimpinan sebagai kombinasi perangai-perangai yang memungkinkan seseorang mampu mendorong orang-orang lain untuk menyelesaikan tugas-tugas tertentu.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">26. E.S. Bogardus “Leader and Leadership”.</span><br />Kepemimpinan sebagai kepribadian yang beraksi dalam kondisi-kondisi kelompok.<br />Tidak saja kepemimpinan itu suatu kepribadian dan suatu gejala kelompok; ia juga merupakan suatu proses sosial yang melibatkan sejumlah orang dalam kontak mental dalam mana seseorang mendominasi orang-orang lain.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">27. F.I. Munson “ The Management of Man”.</span><br />Kepemimpinan sebagai kemampuan/kesanggupan untuk menangani atau menggarap orang-orang sedemikian rupa untuk mencapai hasil yang sebesar-besarnya dengan sekecilnya mungkin pergesekan dan sebesar-besarnya (sebesar mungkin) kerja sama.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">28. C.M. Bundel “Is Leadership losing its importance ?”</span><br />Kepemimpinan seorang seni mendorong/mempengaruhi orang-orang lain untuk mengerjakan apa yang dikehendaki seseorang pemimpin untuk dikerjakannya.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">29. W.G. Bennis “Leadership Theory and Administration Behavior”</span><br />Kepemimpinan sebagai proses dengan mana pemimpin mendorong, mempengaruhi bawahan untuk berprilaku seperti yang dikehendaki.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">30. J.B. NASH “Leadership”</span><br />Kepemimpinan mencakup kegiatan mempengaruhi perubahan dalam perbuatan orang-orang.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">31. Ordway Tead “ The Art of Leadership”</span><br />Kepemimpinan sebagai kegiatan mempengaruhi orang-orang untuk bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan yang dikehendaki.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">32. </span><span style="font-weight: bold;">H.H. Jennings “Leadership – a dynamic redefinition”, Journal Education School, 1944.</span><br />Kepemimpinan muncul sebagai suatu hasil interaksi yang melibatkan prilaku yang memuat seseorang terangkat keperanan sebagai pemimpin oleh individu-individu lain.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">33. J.K. Hemphill<br /></span><span style="font-weight: bold;">- </span><span>Dalam </span><span style="font-weight: bold;">“ The Leader and his Group”.</span><br />Kepemimpinan adalah perilaku seorang individu sementara ia terlibat dalam pengerahan kegiatan-kegiatan kelompok.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">- </span><span>Dalam </span><span style="font-weight: bold;">“ A Propossed Theory of leadership in small groups; Technical report”.</span><br />Memimpin berarti terlibat dalam suatu tindakan memulai pembentukan struktur dalam interaksi sebagai bagian dari proses pemecahan masalah-masalah bersama.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">34. </span><span style="font-weight: bold;">R. C. Davis “ The Fundamentals of Top Management”</span><br />Kepemimpinan sebagai kekuatan dinamika yang pokok yang mendorong memotivasi, dan mengkoordinasikan organisasi dalam pencapaian tujuan-tujuannya.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">35. C. Schenk “Leadership” : Infantry Journal. 1928.</span><br />Kepemimpinan adalah manajemen mengenal manusia dengan jalan persuasi dan inspirasi dan bukannya dengan pengarahan atau semacamnya, atau ancaman, paksaan yang terselubung.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">36. C.V. Cleeton & C.W. Mason “Executive Ability its Discovery and Development"</span><br />Kepemimpinan menunjukkan kemampuan mempengaruhi orang-orang dalam mencapai hasil-hasil melalui himbauan emosional dan bukannya melalui penggunaan kekerasan/wewenang.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">37. N. Copeland “Psychology and the Soldier”</span><br />Kepemimpinan adalah seni perlakuan terhadap manusia. Ini adalah seni mempengaruhi sejumlah orang dengan persuasi atau dengan teladan untuk mengikuti serangkaian tindakan.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">38. H. Kootz & O’ Donnel “ Principles of Management”</span><br />Kepemimpinan adalah kegiatan mempersuasi orang-orang untuk bekerjasama dalam pencapaian suatu tujuan bersama.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">39. C. K. Warriner “ Leadership in the small Group”, American Journal Soc, 1955</span><br />Kepemimpinan sebagai suatu bentuk hubungan diantara orang-orang, dimana mengharuskan seseorang atau lebih bertindak sesuai dengan permintaan pihak lain.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">40. H. Gerth & C.W. Mills “Character and Social Structure”</span><br />Kepemimpinan dalam arti luas adalah suatu hubungan antara pemimpin dan yang dipimpin dalam mana pemimpin lebih banyak mempengaruhi dari pada dipengaruhi; disebabkan karena pemimpin menghendaki yang dipimpin berbuat seperti dia dan tidak berbuat lain yang dimaui sendiri.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">41. R. M. Bellows “Creative Leadership”</span><br />Kepemimpinan sebagai proses pengaturan suatu situasi sedemikian rupa, sehingga anggota-anggota kelompok termasuk si pemimpin, dapat mencapai tujuan bersama dengan hasil maksimum dan dengan waktu dan kerja minimum.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">42. </span><span style="font-weight: bold;">Ralp M. Stogdill</span><span style="font-weight: bold;"> (1950)</span><br />Is the process of influencing group activities toward goal setting and goal achievement (proses mempengaruhi kegiatan kelompok, menuju kearah penentuan tujuan dan mencapai tujuan).<br /><br /><span style="font-weight: bold;">- </span><span>Dalam </span><span style="font-weight: bold;">“Individual Behavior and Group Achievement”</span><br />Kepemimpinan adalah permulaan pembentukan struktur dan memeliharanya dalam harapan dan interaksi.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">- </span><span>Dalam </span><span style="font-weight: bold;">“A Handbook of Leadership” yang dikutip oleh Prof. Drs. S. Pamuji, MPA,</span><br />a. Leadership As A Focus Of Group Process<br />(Kepemimpinan sebagai titik pusat proses kelompok)<br />b. Leadership As Personality And Its Effects<br />(Kepemimpinan sebagai kepribadian seseorang yang memiliki sejumlah perangai (Traits) dan watak (Character) yang memadai dari suatu kepribadian)<br />c. Leadership As The Art Of Inducing Comliance<br />(Kepemimpinan sebagai seni untuk menciptakan kesesuaian paham, kesepakatan)<br />d. Leadership As The Exercise Of Its Influence<br />(Kepemimpinan sebagai pelaksanaan pengaruh)<br />e. Leadership As Act Or Behavior<br />(Kepemimpinan sebagai tindakan atau prilaku)<br />f. Leadership As A From Of Persuasion<br />(Kepemimpinan adalah bentuk persuasi)<br />g. Leadership As A Power Relation<br />(Kepemimpinan sebagai suatu hubungan kekuasaan/kekuatan)<br />h. Leadership Is An Instrumental Of Goal Achievement<br />(Kepemimpinan adalah sarana pencapaian tujuan)<br />i. Leadership As An Effect Of Interaction<br />(Kepemimpinan adalah suatu hasil dari interaksi)<br />j. Leadership As A Deferentiated Role<br />(Kepemimpinan adalah peranan yang dipilahkan)<br />k. Leadership As The Initiation Of Structur<br />(Kepemimpinan sebagai awal dari pada struktur)Unknownnoreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-6385464965228912323.post-18104476094250633962009-03-20T18:04:00.000-07:002009-03-20T23:01:57.577-07:00Tugas dan Fungsi Pemimpin<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJSAG9g-5VPutl7cSqtPVcqk0fRS2uqmmOb9w7sQrQ67cnTeiuHv4F3RMWog_EU00cYju-bARYECi_Gb_1btIxrYwJH_KesVGitQ4UDPYAXQjDBK2jdDmNDybbXDM1PaULDIIcviWMz21_/s1600-h/Leadership1.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 268px; height: 215px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJSAG9g-5VPutl7cSqtPVcqk0fRS2uqmmOb9w7sQrQ67cnTeiuHv4F3RMWog_EU00cYju-bARYECi_Gb_1btIxrYwJH_KesVGitQ4UDPYAXQjDBK2jdDmNDybbXDM1PaULDIIcviWMz21_/s320/Leadership1.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5315517135942434498" border="0" /></a><span style="font-weight: bold;"><span style="font-size:130%;">Makalah Kelompok IV</span><br /><span style="font-weight: bold;">Mata Kuliah Kepemimpinan<br />Jurusan Ilmu Administrasi<br />FISIPUH<br />Tentang "Tugas dan Fungsi Pemimpin"</span></span><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><div style="text-align: center;"><span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;">PENDAHULUAN</span></span><br /><br /><br /></div><span style="font-weight: bold;">Latar Belakang</span><br /><br />Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalau berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan. Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi dibanding makhluk Tuhan lainnya. Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan dengan baik.<br />Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan sosial manusiapun perlu dikelola dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri.<br />Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok dan lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relatif pelik dan sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik. Persoalan kepemimpinan selalu memberikan kesan yang menarik. Literatur-literatur tentang kepemimpinan senantiasa memberikan penjelasan bagaimana menjadi pemimpin yang baik, sikap dan gaya yang sesuai dengan situasi kepemimpinan, dan syarat-syarat pemimpin yang baik. Suatu organisasi akan berhasil atau bahkan gagal sebagian besar ditentukan oleh kepemimpinan. Suatu ungkapan yang mulia mengatakan bahwa pemimpinlah yang bertanggungjawab atas kegagalan pelaksanaan suatu pekerjaan. Hal ini menunjukkan bahkan suatu ungkapan yang mendudukkan posisi pemimpin dalam suatu organisasi pada posisi yang terpenting.<br />Demikian juga pemimpin dimanapun letaknya akan selalu mempunyai beban untuk mempertanggungjawabkan kepemimpinannya. Membicarakan kepemimpinan memang menarik, dan dapat dimulai dari sudut mana saja ia akan diteropong. Dari waktu ke waktu kepemimpinan menjadi perhatian manusia. Ada yang berpendapat bahwa kepemimpinan sama tuanya dengan sejarah manusia. Kepemimpinan dibutuhkan manusia, karena adanya suatu keterbatasan dan kelebihan-kelebihan tertentu pada manusia.<br /><br /><br /><div style="text-align: center;"><span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;">PEMBAHASAN</span></span><br /><br /><br /></div><span style="font-weight: bold;">A. Tugas Pokok Kepemimpinan</span><br /><br />Tugas pokok—seorang pemimpin yaitu melaksanakan fungsi-fungsi manajemen seperti yang telah disebutkan sebelumnya yang terdiri dari: merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan, dan mengawasi.<br />Terlaksananya tugas-tugas tersebut tidak dapat dicapai hanya oleh pimpinan seorang diri, tetapi dengan menggerakan orang-orang yang dipimpinnya. Agar orang-orang yang dipimpin mau bekerja secara erektif seorang pemimpin di samping harus memiliki inisiatif dan kreatif harus selalu memperhatikan hubungan manusiawi. Secara lebih terperinci tugas-tugas seorang pemimpin meliputi: pengambilan keputusan menetapkan sasaran dan menyusun kebijaksanaan, mengorganisasikan dan menempatkan pekerja, mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan baik secara vertikal (antara bawahan dan atasan) maupun secara horisontal (antar bagian atau unit), serta memimpin dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan.<br /><br />Secara umum, tugas-tugas pokok pemimpin antara lain :<br />a. Melaksanaan Fungsi Managerial, yaitu berupa kegiatan pokok meliputi pelaksanaan :<br />- Penyusunan Rencana<br />- Penyusunan Organisasi Pengarahan Organisasi Pengendalian Penilaian<br />- Pelaporan<br />b. Mendorong (memotivasi) bawahan untuk dapat bekerja dengan giat dan tekun<br />c. Membina bawahan agar dapat memikul tanggung jawab tugas masing-masing secara<br />baik<br />d. Membina bawahan agar dapat bekerja secara efektif dan efisien<br />e. Menciptakan iklim kerja yang baik dan harmonis<br />f. Menyusun fungsi manajemen secara baik<br />g. Menjadi penggerak yang baik dan dapat menjadi sumber kreatifitas<br />h. Menjadi wakil dalam membina hubungan dengan pihak luar<br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;">B. Fungsi Kepemimpinan</span><br /><br />Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah merupakan sesuatu fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan. Pada dasarnya fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu :<br />> Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijaksanaan administrasi dan menyediakan fasilitasnya.<br />> Fungsi sebagai Top Manajemen, yakni mengadakan planning, organizing, staffing, directing, commanding, controling, dsb.<br /><br />Dalam upaya mewujudkan kepemimpinan yang efektif, maka kepemimpinan tersebut harus dijalankan sesuai dengan fungsinya. Sehubungan dengan hal tersebut, menurut Hadari Nawawi (1995:74), fungsi kepemimpinan berhubungn langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok masing-masing yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada didalam, bukan berada diluar situasi itu Pemimpin harus berusaha agar menjadi bagian didalam situasi sosial keiompok atau organisasinya.<br /><br />Fungsi kepemimpinan menurut Hadari Nawawi memiliki dua dimensi yaitu:<br />1) Dimensi yang berhubungan dengan tingkat kemampuan mengarahkan dalam tindakan atau aktifitas pemimpin, yang terlihat pada tanggapan orang-orang yang dipimpinya.<br />2) Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan atau keterlibatan orang-orang yang dipimpin dalam melaksnakan tugas-tugas pokok kelompok atau organisasi, yang dijabarkan dan dimanifestasikan melalui keputusan-keputusan dan kebijakan pemimpin.<br /><br />Sehubungan dengan kedua dimensi tersebut, menurut Hadari Nawawi, secara operasional dapat dibedakan lima fungsi pokok kepemimpinan, yaitu:<br />1. Fungsi Instruktif.<br />Pemimpin berfungsi sebagai komunikator yang menentukan apa (isi perintah), bagaimana (cara mengerjakan perintah), bilamana (waktu memulai, melaksanakan dan melaporkan hasilnya), dan dimana (tempat mengerjakan perintah) agar keputusan dapat diwujudkan secara efektif. Sehingga fungsi orang yang dipimpin hanyalah melaksanakan perintah.<br />2. Fungsi konsultatif.<br />Pemimpin dapat menggunakan fungsi konsultatif sebagai komunikasi dua arah. Hal tersebut digunakan manakala pemimpin dalam usaha menetapkan keputusan yang memerlukan bahan pertimbangan dan berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya.<br />3. Fungsi Partisipasi.<br />Dalam menjaiankan fungsi partisipasi pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam pengambilan keputusan maupun dalam melaksanakannya. Setiap anggota kelompok memperoleh kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan yang dijabarkan dari tugas-tugas pokok, sesuai dengan posisi masing-masing.<br />4. Fungsi Delegasi<br />Dalam menjalankan fungsi delegasi, pemimpin memberikan pelimpahan wewenang membuay atau menetapkan keputusan. Fungsi delegasi sebenarnya adalah kepercayaan ssorang pemimpin kepada orang yang diberi kepercayaan untuk pelimpahan wewenang dengan melaksanakannya secara bertanggungjawab. Fungsi pendelegasian ini, harus diwujudkan karena kemajuan dan perkembangan kelompok tidak mungkin diwujudkan oleh seorang pemimpin seorang diri.<br />5. Fungsi Pengendalian.<br />Fungsi pengendalian berasumsi bahwa kepemimpinan yang efektif harus mampu mengatur aktifitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Dalam melaksanakan fungsi pengendalian, pemimpin dapat mewujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan.<br />Kemudian menurut Yuki (1998) fungsi kepemimpinan adalah usaha mempengaruhi dan mengarahkan karyawan untuk bekerja keras, memiliki semangat tinggi, dan memotivasi tinggi guna mencapai tujuan organisasi. Hal ini terutama terikat dengan fungsi mengatur hubungan antara individu atau kelompok dalam organisasi. Selain itu, fungsi pemimpin dalam mempengaruhi dan mengarahkan individu atau kelompok bertujuan untuk membantu organisasi bergerak kearah pencapaian sasaran. Dengan demikian, inti kepemimpinan bukan pertama-tama terletak pada kedudukannya daiam organisasi, melainkan bagaimana pemimpin melaksanakan fungsinya sebagai pemimpin. Fungsi kepemimpinan yang hakiki adalah :<br /><ul><li>Selaku penentu arah yang akan ditempuh dalam usaha untuk pencapaian tujuan</li><li>Sebagai wakil dan juru bicara organisasi dalam hubungan dengan pihak luar. </li><li>Sebagai komunikator yang efektif.</li><li>Sebagai integrator yang efektif, rasional, objektif, dan netral.<br /></li></ul><br />Fungsi pokok pimpinan adalah:<br />• Memberikan kerangka pokok yang jelas yang dapat dijadikan pegangan oleh anggotanya.<br />• Mengawasi, mengendalikan dan menyalurkan perilaku anggota yang dipimpin<br />• Bertindak sebagai wakil kelompok dalam berhubungan dengan dunia luar<br />Fungsi kepemimpinan itu pada pokoknya adalah menjalankan wewenang kepemimpinan, yaitu menyediakan suatu sistem komunikasi, memelihara kesediaan bekerja sama dan menjamin kelancaran serta keutuhan organisasi atau perusahaan.<br /><br />Fungsi-fungsi kepemimpinan meliputi kegiatan dan tindakan sebagai berikut:<br />a. Pengambilan keputusan<br />b. Pengembangan imajinasi<br />c. Pendelegasian wewenang kepada bawahan<br />d. Pengembangan kesetiaan para bawahan<br />e. Pemrakarsaan, penggiatan dan pengendalian rencana-rencana<br />f. Pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya<br />g. Pelaksanaan keputusan dan pemberian dorongan kepada para pelaksana<br />h. Pelaksanaan kontrol dan perbaikan kesalahan-kesalahan<br />i. Pemberian tanda penghargaan kepada bawahan yang berprestasi<br />j. Pertanggungjawaban semua tindakanUnknownnoreply@blogger.com31tag:blogger.com,1999:blog-6385464965228912323.post-63164770976074156562009-03-15T04:28:00.000-07:002009-03-20T22:54:21.295-07:00Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj25Ht4UocUeB5GteVqJiZY0J6NDNxsew0ydoE2p4Y6DUhwqLFnfi-PwW5ZyA0gtfqcsx-IxV4vl7LQS42HX9piw8CUMJzhPuc5Ok_gIt50pCerIcdg-LKwP59HTS3eUa4rr6SMYMOMJhYj/s1600-h/Leadership_Training_Programs.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 209px; height: 265px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj25Ht4UocUeB5GteVqJiZY0J6NDNxsew0ydoE2p4Y6DUhwqLFnfi-PwW5ZyA0gtfqcsx-IxV4vl7LQS42HX9piw8CUMJzhPuc5Ok_gIt50pCerIcdg-LKwP59HTS3eUa4rr6SMYMOMJhYj/s320/Leadership_Training_Programs.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5315515300334751218" border="0" /></a><br /><span style="font-weight: bold;"><span style="font-size:130%;">Makalah Kelompok I</span><br /><span style="font-weight: bold;">Mata Kuliah Kepemimpinan<br />Jurusan Ilmu Administrasi<br />FISIPUH<br />Tentang "Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan"<br /></span></span><br /><br /><br />Dalam bahasa Indonesia "pemimpin" sering disebut penghulu, pemuka, pelopor, pembina, panutan, pembimbing, pengurus, penggerak, ketua, kepala, penuntun, raja, tua-tua, dan sebagainya. Sedangkan istilah Memimpin digunakan dalam konteks hasil penggunaan peran seseorang berkaitan dengan kemampuannya mempengaruhi orang lain dengan berbagai cara.<br /><br />Istilah pemimpin, kemimpinan, dan memimpin pada mulanya berasal dari kata dasar yang<br />sama "pimpin". Namun demikian ketiganya digunakan dalam konteks yang berbeda.<br /><br />Pemimpin adalah suatu lakon/peran dalam sistem tertentu; karenanya seseorang dalam peran formal belum tentu memiliki ketrampilan kepemimpinan dan belum tentu mampu memimpin. Istilah Kepemimpinan pada dasarnya berhubungan dengan ketrampilan, kecakapan, dan tingkat pengaruh yang dimiliki seseorang; oleh sebab itu kepemimpinan bisa dimiliki oleh orang yang bukan "pemimpin".<br /><br />Arti pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan/ kelebihan di satu bidang sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau beberapa tujuan. Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan - khususnya kecakapan-kelebihan di satu bidang , sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk pencapaian satu beberapa tujuan. (Kartini Kartono, 1994 : 181).<br /><br />Pemimpin jika dialihbahasakan ke bahasa Inggris menjadi "LEADER", yang mempunyai tugas untuk me-LEAD anggota disekitarnya. Sedangkan makna LEAD adalah :<br />o Loyality, seorang pemimpin harus mampu membagnkitkan loyalitas rekan kerjanya dan<br />memberikan loyalitasnya dalam kebaikan.<br />o Educate, seorang pemimpin mampu untuk mengedukasi rekan-rekannya dan mewariskan<br />tacit knowledge pada rekan-rekannya.<br />o Advice, memberikan saran dan nasehat dari permasalahan yang ada<br />o Discipline, memberikan keteladanan dalam berdisiplin dan menegakkan kedisiplinan<br />dalam setiap aktivitasnya.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Tugas Pemimpin</span><br />Menurut James A.F Stonen, tugas utama seorang pemimpin adalah:<br />1. Pemimpin bekerja dengan orang lain : Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk<br />bekerja dengan orang lain, salah satu dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam organjsasi sebaik orang diluar organisasi.<br />2. Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan (akontabilitas):<br />Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas menjalankan tugas,<br />mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik. Pemimpin bertanggung<br />jawab untuk kesuksesan stafhya tanpa kegagalan.<br />3. Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas : Proses kepemimpinan<br />dibatasi sumber, jadi pemimpin hanya dapat menyusun tugas dengan mendahulukan<br />prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas-<br />tugasnya kepada staf. Kemudian pemimpin harus dapat mengatur waktu secara<br />efektif,dan menyelesaikan masalah secara efektif.<br />4. Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual : Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis dan konseptual. Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan akurat. Pemimpin harus dapat menguraikan seluruh pekerjaan menjadf lebih jelas dan kaitannya dengan pekerjaan lain.<br />5. Manajer adalah forcing mediator : Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu, pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator (penengah).<br />6. Pemimpin adalah politisi dan diplomat: Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi. Sebagai seorang diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau organisasinya.<br />7. Pemimpin membuat keputusan yang sulit : Seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah.<br /><br />Menurut Henry Mintzberg, Peran Pemimpin adalah :<br />1. Peran huhungan antar perorangan, dalam kasus ini fungsinya sebagai pemimpin yang dicontoh, pembangun tim, pelatih, direktur, mentor konsultasi.<br />2. Fungsi Peran informal sebagai monitor, penyebar informasi dan juru bicara.<br />3. Peran Pembuat keputusan, berfungsi sebagai pengusaha, penanganan gangguan, sumber alokasi, dan negosiator.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Kriteria Seorang Pemimpin</span><br />Pimpinan yang dapat dikatakan sebagai pemimpin setidaknya memenuhi beberapa kriteria,yaitu :<br />1. Pengaruh : Seorang pemimpin adalah seorang yang memiliki orang-orang yang mendukungnya yang turut membesarkan nama sang pimpinan. Pengaruh ini menjadikan<br />sang pemimpin diikuti dan membuat orang lain tunduk pada apa yang dikatakan sang<br />pemimpin. John C. Maxwell, penulis buku-buku kepemimpinan pernah berkata:<br />Leadership is Influence (Kepemimpinan adalah soal pengaruh). Mother Teresa dan Lady<br />Diana adalah contoh kriteria seorang pemimpin yang punya pengaruh.<br />2. Kekuasaan/power : Seorang pemimpin umumnya diikuti oleh orang lain karena dia<br />memiliki kekuasaan/power yang membuat orang lain menghargai keberadaannya. Tanpa<br />kekuasaan atau kekuatan yang dimiliki sang pemimpin, tentunya tidak ada orang yang<br />mau menjadi pendukungnya. Kekuasaan/kekuatan yang dimiliki sang pemimpin ini<br />menjadikan orang lain akan tergantung pada apa yang dimiliki sang pemimpin, tanpa itu<br />mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Hubungan ini menjadikan hubungan yang bersifat<br />simbiosis mutualisme, dimana kedua belah pihak sama-sama saling diuntungkan.<br />3. Wewenang : Wewenang di sini dapat diartikan sebagai hak yang diberikan kepada<br />pemimpin untuk fnenetapkan sebuah keputusan dalam melaksanakan suatu hal/kebijakan.<br />Wewenang di sini juga dapat dialihkan kepada bawahan oleh pimpinan apabila sang<br />pemimpin percaya bahwa bawahan tersebut mampu melaksanakan tugas dan tanggung<br />jawab dengan baik, sehingga bawahan diberi kepercayaan untuk melaksanakan tanpa perlu campur tangan dari sang pemimpin.<br />4. Pengikut : Seorang pemimpin yang memiliki pengaruh, kekuasaaan/power, dan wewenang tidak dapat dikatakan sebagai pemimpin apabila dia tidak memiliki pengikut yang berada di belakangnya yang memberi dukungan dan mengikuti apa yang dikatakan sang pemimpin. Tanpa adanya pengikut maka pemimpin tidak akan ada. Pemimpin dan pengikut adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dan tidak dapat berdiri sendiri.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Pemimpin Sejati</span><br />Empat Kriteria Pemimpin Sejati yaitu:<br />1. Visioner: Punyai tujuan pasti dan jelas serta tahu kemana akan membawa para pengikutnya. Tujuan Hidup Anda adalah Poros Hidup Anda. Andy Stanley dalam bukunya Visioneering, melihat pemimpin yang punya visi dan arah yang jelas, kemungkinan berhasil/sukses lebih besar daripada mereka yang hanya menjalankan sebuah kepemimpinan.<br />2. Sukses Bersama: Membawa sebanyak mungkin pengikutnya untuk sukses bersamanya.<br />Pemimpin sejati bukanlah mencari sukses atau keuntungan hanya bag) dirinya sendiri,<br />namun ia tidak kuatir dan takut serta malah terbuka untuk mendorong orang-orang yang<br />dipimpin bersama-sama dirinya meraih kesuksesan bersama.<br />3. Mau Terus Menerus Belajar dan Diajar (Teachable and Learn continuous): Banyak hal yang harus dipela ari oleh seorang pemimpin jika ia mau terus survive sebagai pemimpin dan dihargai oleh para pengikutnya. Punya hati yang mau diajar baik oleh pemimpin lain ataupun bawahan dan belajar dari pengalaman-diri dan orang-orang lain adalah penting bagi seorang Pemimpin. Memperlengkapi diri dengan buku-buku bermutu dan bacaan/bahan yang positif juga bergaul akrab dengan para Pemimpin akan mendorong Skill kepemimpinan akan meningkat.<br />4. Mempersiapkan Calon-calon Pemimpin Masa depan: Pemimpin Sejati bukanlah orang yang hanya menikmati dan melaksanakan kepemimpinannya seorang diri bagi generasi atau saat dia memimpin saja. Namun, lebih dari itu, dia adalah seorang yang visioner yang mempersiapkan pemimpin berikutnya untuk regenerasi di masa depan. Pemimpin yang mempersiapkan pemimpin berikutnya barulah dapat disebut seorang Pemimpin Sejati. Di bidang apapun dalam berbagai aspek kehidupan ini, seorang Pemimpin sejati pasti dikatakan Sukses jika ia mampu menelorkan para pemimpin muda lainnya.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Persyaratan Pemimpin</span><br />Di dalam Islam seorang pemimpin haruslah mempunyai sifat:<br />1. S1DDIQ artinya jujur, benar, berintegritas tinggi dan terjaga dari kesalahan<br />2. FATHONAH artinya jerdas, memiliki intelektualitas tinggi dan professional<br />3. AMANAH artinya dapat dipercaya, memiliki legitimasi dan akuntabel<br />4. TABLIGH artinya senantiasa menyammpaikan risalah kebenaran, tidak pernah menyembunyikan apa yang wajib disampaikan, dan komunikatif.<br /><br />Di dalam Alkitab peminipin harus mempunya sifat dasar :<br />Bertanggung jawab, Berorientasi pada sasaran, Tegas, Cakap, Bertumbuh, Memberi Teladan, Dapat membangkitkan semangat, Jujur, Setia, Murah hati, Rendah hati, Efisien, Memperhatikan, Mampu berkomunikasi, Dapat mempersatukan, serta Dapat mengajak.<br /><br />Pada ajaran Budha di kenal dengan DASA RAJA DHAMMA yang terdiri dari :<br />• DHANA (suka menolong, tidak kikir dan ramah tamah),<br />• SILA (bermoralitas tinggi),<br />• PARICAGA Imengorban segala sesuatu demi rakyat),<br />• AJJAVA (jujur dan bersih),<br />• MADDAVA (ramah tamah dan sopan santun),<br />• TAPA (sederhana dalam penghidupan),<br />• AKKHODA (bebas dari kebencian dan permusuhan),<br />• AVIHIMSA (tanpa kekerasan)<br />• KHANTI (sabar, rendah hati, dan pemaaf),<br />• AVIRODHA (tidak menentang dan tidak menghalang-halangi).<br /><br />Pada ajaran Hindu, falsafah kepemimpinan dijelaskan dengan istilah-istilah:<br />• PANCA STITI DHARMENG PRABHU yang artinya lima ajaran seorang pemimpin,<br />• CATUR KOTAMANING NREPATI yang artinya empat sifat utama seorang pemimpin<br />• ASTA BRATlA yang artinya delapan sifat mulia para dewa,<br /><br />CATUR NAYA SANDHI yang artinya empat tindakan seorang pemimpin, Dalam<br />Catur Naya Shandi pemimpin harus mempunyai sifat yaitu :<br />- SAMA /dapat menandingi kekuatan musuh<br />- BHEDA /dapat melaksanakan tata tertib dan disiplin kerja<br />- DHANA /dapat mengutamakan sandang dan papan untuk rakyat<br />- DANDHA / dapat menghukum dengan adil mereka yang bersalah.<br /><br />Trait Theory (Keith Davis)<br />Ciri Utama Pemimpin Yang Berhasil<br />• Intelegensia<br />• Kematangan Sosial<br />• Inner Motivation<br />• Human Relation Attitude<br /><br />Ciri-Ciri Pemimpin Sukses ( Stogdill; 1974)<br />• Adaptable To Situations<br />• Alert To Social Environment<br />• Ambitious And Achievement Oriented<br />• Assertive<br />• Cooperative<br />• Decisive<br />• Dependable<br />• Dominant (Desire To Influence Others)<br />• Energetic (High Activity Level)<br />• Persistent<br />. Self-Confident<br />• Tolerant Of Stress<br />• Willing To Assujne Responsibility<br /><br />Skills Pemimpin Sukses (Stogdill; 1974)<br />. Clever<br />. Conceptually Skilled<br />• Creative<br />• Diplomatic And Tactful<br />• Fluent In Speaking<br />• Knowledgeable About Group Task<br />• Organized (Administrative Ability)<br />• Persuasive<br />• Socially Skilled<br /><br /><br /><span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;">Pengertian Kepemimpinan</span></span><br />Dalam suatu organisasi kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Kepemimpinan merupakan titik sentral dan penentu kebijakan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dalam organisasi. Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu (Thoha, 1983:123). Sedangkan menurut Robbins (2002:163) Kepemimpian adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk mencapai tujuan. Sedangkan menurut Ngalim Purwanto (1991:26) Kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk didalamnya kewibawaan untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa.<br /><br />Dari pengertian diatas kepemimpinan mengandung beberapa unsur pokok antara lain:<br />1) kepemimpinan melibatkan orang lain dan adanya situasi kelompok atau organisasi tempat pemimpin dan anggotanya berinteraksi,<br />2) di dalam kepemimpinan terjadi pembagian kekuasaan dan proses mempengaruhi bawahan oleh pemimpin, dan<br />3) adanya tujuan bersama yang harus dicapai.<br /><br />Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi perilaku seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu.<br /><br />Beberapa pendapat ahli mengenai Kepemimipinan :<br />1. Menurut John Piffner, Kepemimpinan merupakan seni dalam mengkoordinasikan dan<br />mengarahkan individu atau kelompok untuk mencapai suatu tujuan yang dikehendaki<br />(H. Abu Ahmadi, 1999:124-125)<br />2. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu<br />(Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 24).<br />3. Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti Kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan<br />(Jacobs & Jacques, 1990, 281)<br />4. Kepemimpinan merupakan suatu kemampuan, proses, atau fungsi pada umumnya untuk mempengaruhi orang-orang agar berbuat sesuatu dalam rangka mencapai tujuan tertentu.<br />(Slamet, 2002: 29)<br />5. Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan.<br />(Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7)<br />6. Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk mencapai adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu<br />(Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 29)<br />7. Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu (Thoha, 1983:123).<br />8. Kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk didalamnya kewibawaan, untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa.<br />( Ngalim Purwanto ,1991:26)<br /><br />Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi perilaku Aeseorang atau sekelompok orang untuk meneapai tujuan tertentu pada situasi tertentu. Kepemimpinan merupakan masalah sosial yang di dalamnya terjadi interaksi antara pihak yang memimpin dengan pihak yang dipimpin untuk mencapai tujuan bersama, baik dengan cara mempengafuhi, membujuk, memotivasi dan mengkoordinasi. Dari sini dapat dipahami bahwa tugas utatna seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya tidak hanya terbatas pada kemampuannya dalam melaksanakan program-program saja, tetapi lebih dari itu yaitu pemimpin harus mempu melibatkan seluruh lapisan organisasinya, anggotanya atau masyarakatnya untuk ikut berperan aktif sehingga mereka mampu memberikan kontribusi yang posetif dalam usaha mencapai tujuan.<br /><br />Faktor-faktor penting yang terdapat dalam pengertian kepemimpinan:<br />1. Pendayagunaan Pengaruh<br />2. Hubungan Antar Manusia<br />3. Proses Komunikasi dan<br />4. Pencapaian Suatu Tujuan.<br /><br />Unsur-Unsur Mendasar<br />Unsur-unsur yang mendasari kepemimpinan dari defmisi-defmisi yang dikemukakan di atas, adalah:<br />1. Kemampuan mempengaruhi orang lain (kelompok/bawahan).<br />2. Kemampuan mengarahkan atau memotivasi tingkah laku orang lain atau kelompok.<br />3. Adanya unsur kerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Prinsip-Prinsip Dasar Kepemimpinan</span><br />Karakteristik seorang pemimpin didasarkan kepada prinsip-prinsip (Stephen R. Coney) sebagai berikut:<br />1. Seorang yang belajar seumur hidup : Tidak hanya melalui pendidikan formal, tetapi juga diluar sekolah. Contohnya, beJajar melalui membaca, menulis, observasi, dan mendengar. Mempunyai pengalaman yang baik maupun yang buruk sebagai sumber belajar.<br />2. Berorientasi pada pelayanan : Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani, sebab prinsip pemimpjn dengan prinsip melayani berdasarkan karir sebagai tujuan utama. Dalam memberi pelayanan, pemimpin seharusnya lebih berprinsip pada pelayanan yang baik.<br />3. Membawa energi yang positif : Setiap orang mempunyai energi dan semangat. Menggunakan energi yang positif didasarkan pada keikhlasan dan keinginan mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu dibutuhkan energi positif untuk membangun hubungan baik. Seorang pemimpin hams dapat dan mau bekerja untuk jangka waktu yang lama dan kondisi tidak ditentukan. Oleh karena itu, seorang pemimpin haras dapat menunjukkan energi yang positif, seperti;<br /><br />a. Percaya pada orang lain : Seorang pemimpin mempercayai orang lain termasuk<br />staf bawahannya, sehingga mereka mempunyai motivasi dan mempertahankan<br />pekerjaan yang baik. Oleh karena itu, kepercayaan harus diikuti dengan<br />kepedulian.<br />b. Keseimbangan dalam kehidupan : Seorang pemimpin haras dapat menyeimbangkan tugasnya. Berorientasi kepada prinsip kemanusiaan dan<br />keseimbangan diri antara kerja dan olah raga, istirahat dan rekreasi.<br />Keseimbangan juga berarti seimbang antara kehidupan dunia dan akherat.<br />c. Melihat kehidupan sebagai tantangan : Kata 'tantangan' sering diinterpretasikan negatif. Dalam hal ini tantangan berarti kemampuan untuk menikmati hidup dan segala konsekuensinya. Sebab kehidupan adalah suatu tantangan yang dibutuhkan, mempunyai rasa aman yang datang dari dalam diri sendiri. Rasa aman tergantung pada inisiatif, ketrampilan, kreatifitas, kemauan, keberanian, dinamisasi dan kebebasan.<br />d. Sinergi : Orang yang berprinsip senantiasa hidup dalam sinergi dan satu katalis perubahan, Mereka selalu mengatasi kelemahannya sendiri dan lainnya. Sinergi<br />adalah kerja kelompok dan memberi keuntungan kedua belah pihak. Menurut The New Brolier Webster International Dictionary, Sinergi adalah satu kerja<br />kelompok, yang mana memberi hasil lebih efektif dari pada bekerja secara perorangan. Seorang pemimpin harus dapat bersinergis dengan setiap orang,<br />atasan, staf, teman sekerja.<br />e. Latihan mengembangkan diri sendiri : Seorang pemimpin harus dapat memperbaharui diri sendiri untuk mencapai keberhasilan yang tinggi. Jadi dia tidak hanya berorientasi pada proses. Proses dalam mengembangkan diri terdiri dari beberapa komponen yang berhubungan dengan:<br />1) pemahaman materi;<br />2) memperluas materi melalui belajar dan pengalaman;<br />3) mengajar materi kepada orang lain;<br />4) mengaplikasikan prinsip-prinsip;<br />5) memonitoring hasil;<br />6) merefleksikan kepada hasil;<br />7) menambahkan pengetahuan baru yang diperlukan materi;<br />8) pemahaman baru; dan<br />9) kembali menjadi diri sendiri lagi.<br /><br /><br /><br /><br />Referensi:<br />Purwanto, M. Ngalim. 1991. <span style="font-style: italic;">Administrasi dan Supervisi Pendidikan</span>. Bandung: Remaja Rosdakarya. Robbins, Stephen P. 2002. <span style="font-style: italic;">Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi</span>. Jakarta: Erlangga.Thoha, Miftah. 1983. <span style="font-style: italic;">Kepemimpinan dalam Manajemen</span>. Jakarta: Rajawali Pers.<br /><span style="font-style: italic;">Servant Leadeship atau Kepemimpinan Hamba</span> oleh Meme Mery, SE, Trainer di PT PHILLIPS, Inc JKT.Unknownnoreply@blogger.com59tag:blogger.com,1999:blog-6385464965228912323.post-55225841038043514762009-03-12T02:51:00.000-07:002009-03-12T22:21:45.045-07:00Teori KepemimpinanKajian Teori Kepemimpinan pada hakekatnya untuk menjawab :<br />a. Why Individual become leaders ?<br />b. Why Leaders are more effective than others ?<br /><br />Dalam hubungan ini dapat dikemukakan beberapa teori kepemimpinan sebagaimana yang dikemukakan oleh para ahli.<br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;">A. Teori Timbulnya Kepemimpinan</span><br /><br />Di antara berbagai teori yang menjelaskan sebab-sebab timbulnya kepemimpinan terdapat tiga teori yang menonjol, yaitu :<br />1. Teori Keturunan (Heriditary Theory)<br />2. Teori Kejiwaan (Psychological Theory)<br />3. Teori Lingkungan (Ecological Theory)<br /><br />Masing – masing teori dapat dikemukakan secara singkat :<br /><br />1. Teori Keturunan<br />Inti daripada teori ini, ialah :<br />a. Leaders are born not made.<br />b. Seorang pemimpin menjadi pemimpin karena bakat – bakat yang dimiliki sejak dalam kandungan.<br />c. Seorang pemimpin lahir karena memamng ditakdirkan. Dalam situasi apapun tetap muncul menjadi pemimpin karena bakat-bakatnya.<br /><br />2. Teori Kejiwaan.<br />a. Leaders are made and not born.<br />b. Merupakan kebalikan atau lawan dari teori keturunan.<br />c. Setiap orang bias menjadi pemimpin melalui proses pendidikan dan pengalaman yang cukup.<br /><br />3. Teori Ekologis<br />a. Timbul sebagai reaksi terhadap teori genetis dan teori social.<br />b. Seseorang hanya akan berhasil menjadi seorang pemimpin, apabila pada waktu ahir telah memiliki bakat, dan bakat tersebut kemudian dikembangkan melalui proses pendidikan yang teratur dan pengalaman.<br />c. Teori ini memanfaatkan segi-segi positif teori genetis dan teori social.<br />d. Teori yang mendekati kebenaran.<br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;">B. Teori Kepemimpinan Berdasarkan Sifat</span><br /><br />Di tinjau dari segi sejarah, pemimpin atau kepemimpinan lahir sejak nenek moyang, sejak terjadinya hubungan kerjasama atau usaha bersama antara manusia yang satu dengan dengan manusia yang lain untuk menjapai tujuan bersama yang telah ditetapkan. Jadi kepemimpinan lahir bersama – sama timbulnya peradaban manusia.<br /><br />• Machiavelli<br /> Ia terkenal tentang nasehatnya mengenai kebijaksanaan yang harus dimiliki oleh seorang Perdana Mentri, yaitu antara lain harus mempunyai keahlian dalam :<br />a. Upacara – upacara ritual, kebaktian keagamaan<br />b. Peratuaran dan perundang – undangan<br />c. Pemindahan dan pengangkutan<br />d. Pemberian honorium/pembayaran dan kepangkatan<br />e. Upacara – upacara dan adat kebiasaan.<br />f. Pemindahan pegawai untuk menhindarkan kegagalan<br />g. Bertani dan pekerjaan lainnya.<br /><br />• Empuh Prapanca dengan bukunya yang terkenal Negara Kertagama menyebut 15 sifat yang baik yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin yaitu:<br />a. Wijana, sikap bijaksana<br />b. Mantri wira, sebagai pembela negara sejati<br />c. Wicaksaning naya, bijaksana dalam arti melihat masa lalu, kemampuan analisa, mengambil keputusan dengan cepat dan tepat.<br />d. Matanggwan, mendapat kepercayaan yang tinggi dari yang dipimpinnya.<br />e. Satya bakti haprabu, setia dan bakati kepada atasan (loyalitas).<br />f. Wakjana, pandai berpidato dan berdiplomasi.<br />g. Sajjawopasama, tidak sombong, rendah hati, manusiawi.<br />h. Dhirrottsaha, bersifat rajin sungguh- sungguh kreatif dan penuh inisiatif.<br />i. Tan-lalana, bersifat gembira, periang.<br />j. Disyacitra, Jujur terbuka.<br />k. Tancatrisan, tidak egoistis.<br />l. Masihi Samastha Bhuwana, bersifat penyayang, cinta alam.<br />m. Ginong Pratidina, tekun menegakkan kebenaran.<br />n. Sumantri, sebagai abdi negara yang baik.<br />o. Ansyaken musuh, mampuh memusnakan setiap lawan.<br /><br />• Ajaran Hasta Brata.<br /> Hasta Bhrata (delapan pedoman pilihan) yang terdapat dalam kitab Ramayana berisi sifat - sifat positif sebagai pedoman bagi setiap pemimpin adalah :<br />a. Sifat matahari (surya) Yaitu:<br />- Menerangi dunia dan memberi kehidupan pada semua mahluk.<br />- Menjadi penerang selurah rakyat.<br />- Jujur dan rajin bekerja sehingga negara aman dan sentosa.<br />b. Sifat bulan (candra) yaitu:<br />- Memberi penerangan terhadap rakyat yang sedang dalam kegelapan (kesulitan)<br />- Menerangkan perasaan dan melindungi rakyat sehingga terasa tentram untuk menjalankan tugas masing- masing.<br />c. Sifat Bintang (kartika) yaitu:<br />- Menjadi pusat pandangan sumber susila dan budaya, dan menjadi suri tauladan<br />d. Sifat Awan yaitu :<br />- Dapat menciptakan kewibawaan<br />- Tindakan mendorong agar rakyat tetap taat.<br />e. Sifat Bumi yaitu:<br />- Ucapanya sederhana.<br />- Teguh, dan kokoh pendiriannya.<br />f. Sifat Samudera,yaitu:<br />- mempunyai pandangan yang luas<br />- membuat rakyat seia sekata.<br />g. Sifat Api (Agni) yaitu:<br />- Menghukum siapa saja yang bersalah tanpa pandang bulu.<br />h. Sifat Angin (Bayu) yaitu :<br />- terbuka dan tidak ragu – ragu terhadap semua masalah.<br />- Bersikap adil terhadap siapa pun.<br /><br />• The Traits and abilities Theory yang dikemukakan oleh stogdill dengan menekan pada kwalitas individu dan terdapat relevansi yang erat antara sifat dan kepemimpinan (capacity, status, participation, responsibility,achievement).<br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;">C. Teori Kepemimpinan Berdasarkan Tingkah Laku</span><br /><br />Dengan memusatkan pada ciri-ciri dan gaya yang dimiliki oleh setiap pemimpin yang bersangkutan, mereka yakin akan berhasil dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya. Sehingga gaya dan ciri-ciri tersebut akan menimbulkan berbagai tipe.<br /><br />Ada beberapa tipe kepemimpinan.<br />1. Tipe Otoriter<br /> Tipe ini mempunyai sifat-sifat:<br />a. Semua kebijaksanaan ditentukan oleh pemimpin<br />b. Organisasi dianggap milik pribadi pemimpin<br />c. Segala tugas dan pelaksanaannya ditentukan oleh pemimpin .<br />d. Kurang ada partisipasi dari bawahan .<br />e. Tidak menerima kritik, saran dan pendapat bawahan .<br /><br />2. Tipe Demokratis<br />a. Semua kebijaksanaan dan keputusan dilakukan sebagai hasil diskusi dan musyawarah .<br />b. Kebijaksanaan yang akan dating ditentukan melalui musyawarah dan diskusi.<br />c. Anggota kelompok, bebas bekerjasama dengan anggota yang lain, dan berbagai tugas diserahkan kepada kelompok .<br />d. Kritik dan pujian bersifat objektif dan berdasarkan fakta-fakta .<br />e. Pemimpin ikut berpartisipasi dalam kegiatan sebagai anggota biasa .<br />f. Mengutamakan kerjasama .<br /><br />3. Tipe Semuanya<br />a. Kebebasan diberikan sepenuhnya kepada kelompok atau perseorangan di dalam pengambilan kebijaksanaan maupun keputusan .<br />b. Pemimpin tidak terlibat dalam musyawarah kerja .<br />c. Kerjasama antara anggota tanpa campur tangan pemimpin .<br />d. Tidak ada kritik, pujian atau usaha mengatur kegiatan pemimpin .<br /> Di samping ketiga gaya kepemimpinan diatas Sondang P.Siagian, MPA.,Ph.D. mengemukakan tipe pemimpin yang lain, ialah:<br /><br />4. Tipe Militeristis<br />a. Lebih sering mempergunakan perintah terhadap bawahan .<br />b. Perintah terhadap bawahan sangat tergantung pada pangkat dan jabatan .<br />c. Menyenangi hal-hal yang bersifat formal .<br />d. Sukar menerima kritik .<br />e. Menggemari berbagai upacara .<br /><br />5. Tipe Paternalistik<br />a. Bersikap melindungi bawahan .<br />b. Bawahan dianggap manusia yang belum dewasa .<br />c. Jarang ada kesempatan pada bawahan untuk mengambil inisiatif .<br />d. Bersikap maha tahu .<br /><br />6. Tipe Karismatis<br />a. Mempunyai daya tarik yang besar, oleh karenanya mempunyai pengikut yang besar .<br />b. Daya tarik yang besar tersebut kemungkinan disebabkan adanya kekuatan gaib (supernature) .<br /><br />Disamping teori yang telah dikemukakan diatas, ada teori lain yang Dikemukakan oleh W.J. Reddin dalam artikelnya yang berjudul “What Kind of Manager”.<br />Ada tiga pola dasar yang dapat dipakai untuk menentukan watak atau tipe seorang pemimpin. Ketiga pola dasar tersebut :<br />1. Berorientasi tugas (task orientation).<br />2. Berorientasi pada hubungan kerja (Relationship orientation).<br />3. Berorientasi pada hasil (effectiveness orientation).<br /><br />Berdasarkan sedikit banyaknya orientasi atau penekanan ketiga hal diatas pada diri seorang pemimpin akan dapat ditentukan delapan tipe pemimpin masing-masing ialah:<br />1. Deserter<br />2. Bureaucrat<br />3. Missionary <br />4. Developer <br /> 5. Autocrat<br /> 6. Benevolent autocrat<br />7. Compromiser<br />8. ExecutiveUnknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6385464965228912323.post-90251414267518989982009-03-12T02:48:00.000-07:002009-03-15T22:50:39.727-07:00Prinsip - prinsip KepemimpinanPrinsip – prinsip kepemimpinan :<br /><br /> 1. Mampu menjadi teladan yang baik<br /> 2. Memiliki rasa tanggung jawab<br /> 3. Berani mengambil desisi an bersedia menerima resiko<br /> 4. Ciptakan sense of belonging dari para bawahan dan ciptakan sense of participation.<br /> 5. Ciptakan kerjasama yang baik di kalangan anggota.Unknownnoreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-6385464965228912323.post-747254009535115152009-03-12T02:46:00.000-07:002009-03-12T22:21:45.045-07:00Fungsi KepemimpinanTugas pokok kepemimpinan yang berupa mengantarkan, mengelompokkan, memberi petunjuk, mendidik, membimbing an sebagainya, yang secara singkat menggerakkan enam M. agar para bawahan mengikuti jejak pemimpin mencapai tujuan organisasi, hanya dapat melaksanakan secara baik bila seorang pemimpin menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya.<br /><br /><br />Fungsi – fungsi kepemimpinan adalah sebagai berikut :<br /><br />1. Fungsi Perencanaan<br /><br />Seorang pemimpin perlu membuat perencanaan yang menyeluruh bagi organisasi dan bagi diri sendiri selaku penanggung jawab tercapainya tujuan organisasi. Manfaat – manfaat tersebut antara lain :<br /><br />a. Perencanaan merupakan hasil pemikiran dan analisa situasi dalam pekerjaanuntuk memutuskan apa yang akan dilakukan<br /><br />b. Perencanaan berarti pemikiran jauh ke depan disertai keputusan – keputusan yang berdasarkan atas fakta – fakta yang diketahui<br /><br />c. Perencanaan berarti proyeksi atau penempatan diri ke situasi pekerjaan yang akan dilakukan dan tujuan atau target yang akan dicapai.<br /><br />Perencanaan meliputi dua hal, yaitu :<br /><br />a. Perencanaan tidak tertulis yang akan digunakan dalam jangka pendek, pada keadaan darurat, dan kegiatan yang bersifat terus menerus.<br /><br />b. Perencanaan tertulis yang akan digunakan untuk menentukan kkegiatan – kegiatan yang akan dilakukan atas dasar jangka panjang dan menentukan prosedur – prosedur yang diperlukan<br /><br />Setiap rencana yang baik akan berisi :<br /><br />a. Maksud dan tujuan yang tetap dan dapat dipahami<br /><br />b. Penggunaan sumber – sumber enam M secara tepat<br /><br />c. Cara dan prosedur untuk mencapai tujuan tersebut<br /><br />2. Fungsi memandang ke depan<br /><br />Seorang pemimpin yang senantiasa memandang ke depan berarti akan mampu mendorong apa yang akan terjadi serta selalu waspada terhadap kemungkinan. Hal ini memberikan jaminan bahwa jalannya proses pekerjaan ke arah yang dituju akan dapat berlangusng terus menerus tanpa mengalami hambatan dan penyimpangan yang merugikan. Oleh sebab seorang pemimpin harus peka terhadap perkembangan situasi baik di dalam maupun diluar organisasi sehingga mampu mendeteksi hambatan-hambatan yang muncul, baik yang kecil maupun yang besar.<br /><br />3. Fungsi pengembangan loyalitas<br /><br />Pengembangan kesetiaan ini tidak saja diantara pengikut, tetapi juga unutk para pemimpin tingkat rendah dan menengah dalam organisai. Untuk mencapai kesetiaan ini, seseorang pemimpin sendiri harus memberi teladan baik dalam pemikiran, kata-kata, maupun tingkah laku sehari – hari yang menunjukkan kepada anak buahnya pemimpin sendiri tidak pernah mengingkari dan menyeleweng dari loyalitas segala sesuatu tidak akan dapat berjalan sebagaimana mestinya.<br /><br />4. Fungsi Pengawasan<br /><br />Fungsi pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk senantiasa meneliti kemampuan pelaksanaan rencana. Dengan adanya pengawasan maka hambatan – hambatan dapat segera diketemukan, untuk dipecahkan sehingga semua kegiatan kembali berlangsung menurut rel yang elah ditetapkan dalam rencana .<br /><br />5. Fungsi mengambil keputusan<br /><br />Pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak mudah dilakukan. Oleh sebab itu banyak pemimpin yang menunda untuk melakukan pengambilan keputusan. Bahkan ada pemimpin yang kurang berani mengambil keputusan. Metode pengambilan keputusan dapat dilakukan secara individu, kelompok tim atau panitia, dewan, komisi, referendum, mengajukan usul tertulis dan lain sebagainya.<br /><br />Dalam setiap pengambilan keputusan selalu diperlukan kombinasi yang sebaik-baiknya dari :<br /><br />a. Perasaan, firasat atau intuisi<br /><br />b. Pengumpulan, pengolahan, penilaian dan interpretasi fakta-fakta secara rasional – sistematis.<br /><br />c. Pengalaman baik yang langusng maupun tidak langsung.<br /><br />d. Wewenang formal yang dimiliki oleh pengambil keputusan.<br /><br />Dalam pengambilan keputusan seorang pemimpin dapat menggunakan metode – metode sebagai berikut :<br /><br />a. Keputusan – keputusan yang sifatnya sederhana individual artinya secara sendirian.<br /><br />b. Keputusan – keputusan yang sifatnya seragam dan diberikan secara terus menerus dapat diserahkan kepada orang – orang yang terlatih khusus untuk itu atau dilakukan dengan menggunakan komputer.<br /><br />c. Keputusan – keputusan yang bersifat rumit dan kompleks dalam arti menjadi tanggung jawab masyarkat lebih baik diambil secara kelompok atau majelis.<br /><br />Keputusan – keputusan yang bersifat rumit dan kompleks sebab masalahnya menyangkut perhitungan – perhitungan secara teknis agae diambil dengan bantuan seorang ahli dalam bidang yang akan diambil keputusannya.<br /><br />6. Fungsi memberi motivasi<br /><br />Seorang pemipin perlu selalu bersikap penuh perhatian terhadap anak buahnya. Pemimpin harus dapat memberi semangat, membesarkan hati, mempengaruhi anak buahnya agar rajinbekerja dan menunjukkan prestasi yang baik terhadap organisasi yang dipimpinnya. Pemberian anugerah yang berupa ganjaran, hadiah, piujian atau ucapan terima kasih sangat diperlukan oleh anak buah sebab mereka merasa bahwa hasil jerih payahnya diperhatikan dan dihargai oleh pemimpinnya.<br /><br />Di lain pihak, seorang pemimpin harus berani dan mampu mengambil tindakan terhadap anak buahnya yang menyeleweng, yang malas dan yang telah berbuat salah sehingga merugikan organisasi, dengan jalan memberi celaan, teguran, dan hukuman yang setimpal dengan kesalahannya. Untuk melaksanakan fungsi fungsi ini sebaik- baiknya, seorang pemimpin perlu menyelenggarakan daftar kecakapan dan kelakuan baik bagi semua pegawai sehingga tercatat semua hadiah maupun hukuman yang telah diberikan kepada mereka.<br /><br />Menurut William R. Lassey dalam bukunya Dimension of Leadership, menyebutkan dua macam fungsi kepemimpinan, yaitu kepemimpinan, yaitu :<br /><br />1. Fungsi menjalankan tugas<br /><br />Fungsi ini harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Yang tergolong fungsi ini adalah :<br /><br />a. Kegiatan berinisiatif, antara lain usul pemecahan masalah, menyarankan gagasan – gagasan baru, dan sebagainya.<br /><br />b. Mencari informasi, antara lain mencari klasifikasi terhadap usul – usul atau saran serta mencari tambahan informasi yang diperlukan.<br /><br />c. Menyampaikan data atau informasi yang sekiranya ada kaitannya dengan pengalamannya sendiri dalam menghadapi masalah yang serupa.<br /><br />d. Menyampaikan pendapat atau penilaian atas saran – saran yang diterima.<br /><br />e. Memeberikan penjelasan dengan contoh – contoh yang lebih dapat mengembangkan pengertian.<br /><br />f. Menunjukkan kaitan antara berbagai gagasan atau saran-saran dan mencoba mengusulkan rangkuman gagasan atau saran menjadi satu kesatuan.<br /><br />g. Merangkum gagasan-gagasan yang ada kaitannya satu sama lain menjadi satu dan mengungkapkan kembali gagasan tersebut setelah didiskusikan dalam kelompok.<br /><br />h. Menguji apakah gagasan-gagasan tersebut dapat dilaksanakan dan menilai keputusan-keputusan yang akan dilaksanakan.<br /><br />i. Membandingkan keputusan kelompok dengan standar yang telah ditetapkan dan mengukur pelaksanaannya dengan tujuan yangb telah ditetapkan.<br /><br />j. Menentukan sumber-sumber kesulitan, menyiapkan langkah-langkah selanjutnya yang diperlukan, dan mengatasi rintangan yang dihadapi untuk mencapai kemajuan yang diharapkan.<br /><br />2. Fungsi pemeliharaan.<br /><br />Fungsi ini mengusahakan kepuasan, baik bagi pemeliharaan dan pengembangan kelompok untuk kelangsungan hidupnya. Yang termasuk fungsi ini antara lain :<br /><br />a. Bersikap ramah, hangat dan tanggap terhadap orang lain, mau dan dapat memujiorang lain atau idenya, serta dapat menerima dan menyetujui sumbangan fikiran orang lain.<br /><br />b. Mengusahakan kepada kelompok, mengusahakan setiap anggota berbicara dengan waktu yang dibatasi, sehingga anggota kelompok lain berkesempatan untuk mendengar.<br /><br />c. Menentukan penggunaan standar dalam pemilihan isi, prosedur dan penilaian keputusan serta mengingatkan kelompok untuk meniadakan keputusann yang bertentangan dengan pedoman kelompok.<br /><br />d. Mengikuti keputusan kelompok, menerima ide orang lain, bersikap sebagai pengikut/pendengar sewaktu kelompok sedang berdiskusi dan mengambil keputusan.<br /><br />e. Menyelesaikan perbedaan-perbedaan pendapat dan bertindak sebagai penengah untuk mengkompirmasikan pemecahan masalah.<br /><br />Disamping kedua pendapat tersebut tentang fungsi kepemimpinan, pendapat lain mengemukakan bahwa fungsi kepemimpinan adalah memberikan pendapat yang terakhir mengatakan bahwa fungsi kepemimpinan adalah menciptakan struktur untuk pencapaian tujuan, mempertahankan dan mengamankan integritas organisasi dan medamaikan perbedaan yang terjadi dalam kelompok menuju ke arah kesepakatan bersama.Unknownnoreply@blogger.com9tag:blogger.com,1999:blog-6385464965228912323.post-28981850009886659502009-03-12T02:16:00.000-07:002009-03-12T22:21:45.046-07:00Ruang Lingkup KepemimpinanPengkajian tentang ruang lingkup kepemimpinan akan meliputi dua masalah pokok, diantaranya:<br /><br /><span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;">1. <a href="http://kepemimpinan-fisipuh.blogspot.com/2009/03/teori-kepemimpinan.html">Teori Kepemimpinan</a></span></span><br /><br />Dengan penekanan pada :<br /><br />- Sejarah, sebab–sebab timbulnya pemimpin<br /><br />- Ciri–ciri atau gaya pemimpin dalam melaksanakan tugasnya.<br /><br />- Syarat–syarat yang perlu dimiliki atau diperhatikan oleh pemimpin.<br /><br />- Tugas pokok/fungsi pemimpin<br /><br />- Etika profesi yang perlu diperhatikan oleh setiap pemimpin.<br /><br /><br /><br /><span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;">2. Teknik Kepemimpinan</span></span><br /><br />Penekanan pada bagaimana pemimpin harus mewujudkan teori kepemimpinan yang telah dimilikinya dalam kehidupan praktek organisasi, baik melalui tingkah laku maupun konsep – konsep pemikiran.<br /><br />Teknik kepemimpinan meliputi :<br /><br />- Etika Profesi<br /><br />- Motivasi<br /><br />- Dinamika kelompok<br /><br />- Komunikasi<br /><br />- Kemampuan berdiskusi<br /><br />- Pengambilan keputusanUnknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6385464965228912323.post-26101331010812801302009-03-11T03:15:00.000-07:002009-03-12T22:21:45.046-07:00Ordway Tead (1891 - 1973)The purpose of this brief guide is to introduce you to the work of Ordway Tead. Although Tead was well respected and had a considerable following, his ideas have not been comprehensively researched by contemporary students of management theory and leadership. After some searching, one finds only the brief essay on Tead that appears in Walter Mingo's Handbook of International Management (BUS HD62.4.T47), p.274 and Arthur Bedeian’s “Ordway Tead” In L. F. Urwick and W. B. Wolf (Eds.), The Golden Book of Management, rev. ed. New York: AMACOM, 1984. Pp. 389-392. You are encouraged to explore Tead's ideas directly by going to the books and articles found in the Western Libraries that are listed below.<br /><br />For biographical information see the obituary from the New York Times that is provided below. Additional material is also found in the 1942 volume of Current Biography which is available in the DBW Reference Collection (CT100.C8). The "Foreward" to Administration: Its Purpose and Performance (BUS stack HD31.T37) is also useful.<br /><br />More articles about Tead may be found by consulting some of the printed indexes that pre-date the arrival of electronic resources. For a list and description of some of the business indexes click here. Some earlier articles by and about Tead are also found by using JSTOR which is described in more detail below.<br /><br />Books by Tead in the Western Libraries<br />(presented in reverse chronological order)<br /><br />Instincts in Industry,<br />BUS HD 4904.T4 1969<br />DBW HD 4904.T4 1918<br /><br />Administration: Its Purpose and Performance<br />BUS HD 31.T37 1968<br />BUS HD 31.T37<br />BUS HD 31.T37 c.2<br /><br />The Art of Administration<br />DBW HD 31.T253a 1951<br />BUS HD 31.T38<br />BUS HD 31.T38 c.3<br /><br />The Art of Leadership<br />RDL HM 141.T4 1935<br />DBW HM 141.T4 1935 c.2<br />BUS HM 141.T4 1935 c.3<br /><br />Human Nature and Management; The Applications of Psychology to Executive Leadership<br />RDL HF 5549.T38 1933<br /><br />Personnel Administration; Its Principles and Practice<br />RDL HF 5549.T4 1933<br />DBW HF 5549.T4 1933 c.2<br />DBW HF 5549.T4<br /><br />The Climate of Learning; A Constructive Attack on Complacency in Higher Education<br />DBW LB 2325.T38<br />DBW LB 2325.T38 c.2<br />DBW LB 2325.T38 c.3<br />DBW LB 2325.T38 c.4<br /><br />Instincts in Industry: A Study of Working-class Psychology<br />DBW HD 4904.T4<br /><br />Labor Relations Under the Recovery Act<br />DBW HD 5650.T4<br /><br />The Peoples' Part in Peace: AN Inquiry into the Basis for a Sound Internationalism<br />DBW HC 56.T3<br /><br />Selected Articles by Tead in the Western Libraries<br /><br />The four articles listed below can be obtained in the Western Libraries in two ways. First, the journals containing the articles are all available in the D.B.Weldon Library and the call numbers for the journals are provided. Secondly, the articles are also found on JSTOR, the use of which is restricted to faculty and students of UWO and other registered institutions. Note that additional references to Tead are easily found by searching JSTOR.<br /><br />"The Problem of Graduate Training in Personnel Administration," The Journal of Political Economy, Vol.29, No.5. (May 1921), p.353-367.<br />DBW HB1.J7<br /><br />"The British Reconstruction Programs," Political Science Quarterly, Vol.33, No.1. (Mar. 1918), p. 56-76<br />DBW HB1.P8<br /><br />"The War's Effects on English Trade Unions," The Journal of Political Economy, Vol.26, No.2, (Feb. 1918), p.125-135.<br />DBW HB1.J7<br /><br />"Trade Unions and Efficiency," American Journal of Sociology, Vol.22, No.1. (July 1916), p.30-37.<br />DBW HM1.A7<br /><br /><br />Obituary for Tead from the New York Times<br />(transcribed from the microfilm copy held in the<br />D.B. Weldon Library - AN2.N5<br />November 17, 1973)<br /><br />"Dr. Ordway Tead, Educator, 82, Dies- Ex-Head of City Colleges Was Author, Lecturer"<br /><br />Dr. Ordway Tead who served for 15 years as chairman of the Board of Higher Education here, died Thursday evening at Norwalk Hospital, Conn. of a heart attack. An educator, editor, publishing executive and prolific author, Dr. Tead was 82 years old and lived in Westport.<br />He presided over New York Board of Higher Education, the governing board at that time of four municipal colleges, from 1938 to 1953. It was a time of rapid growth for the colleges, but also a time of much rancor and controversy over the boards policy in the nineteen forties and fifties to discharge 'faculty members of the Communist party.<br />Dr. Tead had a reputation as a civil libertarian. He was an advocate of equal rights for women. In 1940 he and a majority of the board sought to fight the annulment of Bertrand Russell's appointment as a professor of philosophy at City College. The British mathematician, philosopher and author had roused strong opposition here with his then highly unorthodox ideas concerning sexual freedom.<br />Controversial Vote<br />Yet, thus was the political climate of the time that Dr. Tead and a board majority voted the next year, in 1941, to discharge any faculty member belonging to a Communist, Fascist or Nazi organization.<br />Front-page headlines reported the hearings held on the political suitability of college teachers and their dismissals by Dr. Tead and his board. Fellow professors at the city colleges denounced one another for alleged Communist activities, and Dr. Tead himself came under suspicion at one time when John R. Davies, a candidate for the Republican mayoral nomination in 1941, charged him with having organized Marxist clubs decades earlier when he was a Phi Beta Kappa student at Amherst.<br />The accusation, however, was not taken seriously. Dr. Tead continued to be re-elected for a total of fifteen annual terms as president of the board. He ultimately retired as a board member in 1964.<br />Dr. Tead was born in Sommerville, Mass., on Sept. 10, 1891, and attended Latin high school there before being admitted to Amherst College.<br />During his long career he received numerous honorary doctorates and was a member of such organizations as the National Commission for UNESCO on higher education. He also served as president of Phi Beta Kappa.<br />Experience in Industry<br />Three years after his graduation from Amherst in 1912, he became a member of the industrial consultants' firm of Valentine, Tead & Gregg. In 1917, he joined the Bureau of Industrial Research in New York. During World War I, he was for a time in charge of the War Department's emergency employment management course at Columbia University.<br />He lectured at Columbia University on personnel administration from 1920 to 1950 and served as adjunct professor of industrial relations until 1956.<br />Dr. Tead was the author of 21 books on economics, history and education, and the director of business publications for the McGraw Hill Book Company from 1920 to 1925. From then until he retired in 1962 as a vice president, he was editor of social and economic books at Harper & Bros., now Harper & Row.<br />Dr. Tead loved books and read lots of them. A rapid talker who applied himself in a voracious appetite for work, he once said that his motto was the same as that of the Knox Hat Company: "Moveo et Proficio-I move and I get things done."<br />In the nineteen forties, Dr. Tead advocated equal rights for women and some home-making training for young men. He predicted that the working wife would become more than a phenomenon, that women would gain "vocational competence" as part of their education and that such a shift would "help us into another century where in addition to calling her vote her own, the women of tomorrow can call her soul her own."<br />Dr. Tead's acquaintance with working wives began at home, with the former Clara A. Murohy whom he had married in 1915 and who was for 18 years president of Briarcliff College. He was a member of the college's board.<br />In addition to his widow, Dr. Tead is survived by a daughter, Mrs. Diana Michaelis, of Cambridge, Mass., and two grandsons.<br /><br /><span style="font-style: italic;">Sumber : www.lib.uwo.ca/programs/generalbusiness/TEAD.html</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6385464965228912323.post-61246332548698475222009-03-11T02:06:00.000-07:002009-03-20T22:47:48.279-07:00Dr. Thomas Gordon (1918 - 2002)<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEofww4ioXi6zzOGkrLqOKtO8QPwmUa6PJA-M-CC00REDTo7Cn-j833D6LMxZuuNCOo3FvbXPFymdvcdoLVAj7JMNeBX7rvZptboV7nhqpXbI0u1kUxHa9LOJwLYMDOwdSEmTmmB7IPsKQ/s1600-h/015316878.gif"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 115px; height: 144px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEofww4ioXi6zzOGkrLqOKtO8QPwmUa6PJA-M-CC00REDTo7Cn-j833D6LMxZuuNCOo3FvbXPFymdvcdoLVAj7JMNeBX7rvZptboV7nhqpXbI0u1kUxHa9LOJwLYMDOwdSEmTmmB7IPsKQ/s320/015316878.gif" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5315512898551356274" border="0" /></a><br />Widely recognized as a pioneer in teaching communication skills and conflict resolution methods to parents, teachers, youth, organization managers and employees, Dr. Thomas Gordon was the founder of Gordon Training International. His Gordon Model concepts are now known world-wide.<br /><br />A licensed clinical psychologist, Dr. Gordon received his B.A. from DePauw University, his M.A. from Ohio State University, and his Ph.D. from the University of Chicago, where he served on the faculty for five years. From 1942-1946 he served in the Army Air Force.<br /><br />He was the author of nine books: Group-Centered Leadership, Parent Effectiveness Training (P.E.T.), Leader Effectiveness Training (L.E.T.), Teacher Effectiveness Training (T.E.T.), Parent Effectiveness Training in Action, Discipline That Works, Sales Effectiveness Training (co-authored with Carl Zaiss), Making The Patient Your Partner (co-authored with W. Sterling Edwards, M.D.) and Good Relationships: What Makes Them, What Breaks Them (co-authored with Noel Burch). His books have been published in 28 languages and over 6 million copies have been sold worldwide.<br /><br />In addition, Dr. Gordon contributed over 50 published articles on organizational leadership, communications, counseling, discipline, parenting, conflict resolution and democratic decision-making.<br /><br />The Parent Effectiveness Training (P.E.T.) program, which he introduced in 1962, is widely recognized as the first skill-based training program for parents. It spawned the widespread parent training movement in the U.S. and it has been taught to over a million parents in 43 countries around the world.<br /><br />The P.E.T. book was revised in 2000 and in 2006, GTI revised and updated the P.E.T. program and workshop materials.<br /><br />The Teacher Effectiveness Training (T.E.T.) program (introduced in 1974 and revised many times since) has been taught as an accredited course to hundreds of thousands of teachers in the U.S. and in a number of foreign countries. Recognizing the similarity in teacher/student relationships to parent/child relationships, Dr. Gordon adapted his communications model to aid teachers in class management and students in reaching their maximum potential. The T.E.T. book was revised in 2003.<br /><br />The Leader Effectiveness Training (L.E.T.) program (introduced in 1977, revised many times since) has been taught in hundreds of corporations in the U.S. and worldwide, including many Fortune 500 companies [click here to see a list of our clients]. Dr. Gordon is recognized as a pioneer in developing a model of democratic and collaborative leadership and identifying the effective communication and conflict resolution skills required to implement it. The L.E.T. text was revised in 2001-25th anniversary edition.<br /><br />Dr. Gordon was a Fellow of the American Psychological Association and a member of its Division of Peace Psychology. He was also a member of the National Peace Foundation, the Association of Humanistic Psychology, and a past President of the California Psychological Association. He was the first recipient of the Career Achievement Award from the National Parenting Instructors Association. He was a consultant to the 1970 White House Conference on Children and an invited speaker to the White House Fellows.<br /><br />Dr. Gordon was nominated for the Nobel Peace Prize in 1997, 1998 and in 1999. He was the recipient of the American Psychological Foundation's 1999 Gold Medal Award for Enduring Contribution to Psychology in the Public Interest. He was also the recipient of the 2000 Lifetime Achievement Award from the California Psychological Association.<br /><br />He was married to Linda Adams, the president of Gordon Training International, has two adult daughters, two grandchildren and two great grandchildren.<br /><br /><a href="http://www.gordontraining.com/about-origins-of-the-gordon-model.html">Click here</a> for an in-depth look into the origins of the Gordon Model.<br /><br /><span style="font-style: italic;">Sumber : www.gordontraining.com/drthomasgordon.html</span>Unknownnoreply@blogger.com17